"Tiongkok kini menjadi negara dengan turis yang bepergian ke mancanegara dengan jumlah besar. Indonesia juga menargetkan turis asal Tiongkok lebih banyak berkunjung ke Indonesia," kata Soegeng, di Shimao Mall, Beijing, Minggu (12/4/2015), seperti dilaporkan Wartawan Kompas, Pingkan Elita Dundu.
Pada 2015, menurut Soegeng, pihaknya menargetkan jumlah kunjungan turis Tiongkok ke Indonesia mencapai 2 juta orang. Saat ini, sebanyak 107 juta orang melakukan perjalanan wisata ke dunia per tahun. Wisatawan dari Tiongkok yang datang ke Indonesia mencapai 959.000 orang per tahun.
Memperingati 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memberikan harga khusus tiket dari Beijing ke 10 kota di Indonesia. Tiket promosi ini dijual pada Garuda Indonesia Travel Fair (GITF), di Beijing, Minggu hingga Senin (12-13/4/2015).
GITF diselenggarakan atas kerja sama Garuda Indonesia dengan Kedutaan Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, terkait peringatan ulang tahun hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok pada 13 April. Hadir pada acara itu, Direktur Promosi Konvensi, Insentif, Even, dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata RI Rizki Handayani.
Memajukan
Manajer Umum Garuda Indonesia di Beijing Asa Perkasa mengatakan, pihaknya terus mendukung upaya pemerintah memajukan industri pariwisata nasional. GITF merupakan salah satu upaya membawa lebih banyak wisatawan Tiongkok ke Indonesia.
"Kami juga telah mengoperasikan penerbangan carter dari sepuluh kota di Tiongkok ke Bali dan Manado. Ke depan, kami akan membuka penerbangan nonstop Guangzhou-Denpasar Shanghai-Denpasar," kata Asa.
Asa menambahkan, Bali masih menjadi fokus karena sebagian besar turis Tiongkok ke Indonesia masih menyasar Pulau Dewata ini sebagai tujuan favorit.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, jumlah wisatawan Tiongkok yang datang ke Indonesia terus meningkat. Pada 2007, jumlahnya 230.476 orang dan meningkat menjadi 807.429 orang pada 2013.
"Salah satu hal yang harus disiapkan matang adalah bahasa. Di perhotelan maupun tempat-tempat wisata harus ada pemandu atau pelaku wisata yang bisa berbahasa Tiongkok," ungkap Hariyadi. (MED)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.