Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbata, Ungkapan Rasa Syukur lewat Alunan Musik Tradisional

Kompas.com - 11/05/2015, 10:46 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

PULAU Flores masih menyimpan berbagai musik tradisional. Alat musik tradisional itu terbuat dari bambu, dari kulit kambing, kulit kerbau. Berkeliling ke Pulau Flores bukan hanya menikmati keindahan alamnya, pantainya, panoramanya, gunungnya, danaunya. Tapi, berwisata juga untuk menikmati keunikan musik-musik tradisionalnya.

Bagi seorang pemusik, Pulau Flores juga terkenal dengan keunikan-keunikan musik tradisionalnya. Seperti di Kampung Wajo, Kabupaten Nagekeo, ada musik Ndoto sedangkan di wilayah Manggarai Raya, Flores Barat ada Mbata.

Mbata adalah musik tradisional yang mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukur kepada sang "Mori Keraeng" (Tuhan Pencipta), kepada alam dan leluhur. Orang Manggarai menyebut Sang Pencipta dengan sebutan "Mori Jari Agu Dedek". Artinya melalui tangan Tuhan mencipta manusia dan alam semesta.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Siswa-siswi SDK Sita di Manggarai Timur, Flores, NTT, membawakan musik Mbata.
Musik Mbata ini biasanya dilaksanakan pada malam hari saat upacara Penti, syukur panen pada akhir tahun. Orang Manggarai Raya memiliki warisan leluhur yang terus dilaksanakan setiap tahun. Warisan itu adalah ritual penti, syukur panen tahunan. Bahkan, musik ini dilaksanakan semalam suntuk di dalam rumah adat gendang. Kaum perempuan dan laki-laki dengan lirikan dan nyanyian ungkapan syukur bersama kegembiraan diiringi tabuhan gendang dan gong.

Lantunan lagu-lagu daerah yang mengungkapkan rasa syukur atas berkat dari Sang Pencipta dan perlindungan dari leluhur  terhadap hasil panen padi, jagung dan berbagai hasil bumi lainnya. Masing-masing suku dan sub suku di wilayah Manggarai Timur, Manggarai Barat dan Manggarai melaksanakan upacara Penti dengan cara berbeda-beda. Ada yang dilaksanakan pada akhir Desember jelang tahun baru. Ada juga yang melaksanakan pada bulan Juli dan Agustus setiap tahun. Upacara Penti harus dilaksanakan setiap tahun oleh warga di satu kampung dari berbagai Suku dan sub suku. Namun, pada upacara Penti itu musik yang dibawakan adalah Mbata.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Siswa-siswi Sekolah Dasar Katolik Sita di Kecamatan Ranamese, Manggarai Timur, Flores, NTT, membawakan musik Mbata pada Hari Pendidikan Nasional, Sabtu (2/5/2015).
Mbata, Sanda dan Danding merupakan olah vokal secara alamiah dalam diri orang Manggarai Raya. Selain itu, musik tradisional ini merupakan permainan kata-kata dalam bentuk lagu daerah yang dinyanyikan oleh kaum laki-laki dan perempuan serta anak-anak yang berisi syair kehidupan, syair tentang kasih sayang, persahabatan, perjuangan hidup dan nasihat. Sanda dinyanyikan sambil berdiri membentuk lingkaran dengan gerak berputar dan sesekali disertai dengan hentakan kaki seirama.

Mbata dinyanyikan sambil duduk dalam lingkaran atau membentuk barisan. Mbata dinyanyikan dengan diiringi pukulan gong dan gendang yang lembut. Pemain gendang dan gong bisa berada di dalam lingkaran maupun berada di luar lingkaran sambil menabuh dan memukul gong dipadukan dengan nyanyian-nyanyian yang sesuaide ngan nyanyian di dalam lingkaran.

Musik Mbata merupakan warisan nenek moyang masyarakat Manggarai Raya yang terus dipentaskan dalam berbagai upacara adat dan upacara-upacara yang diselenggarakan oleh pemerintah.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Penabuh gendang pada pementasan musik Mbata di Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Bagi wisatawan yang memiliki minat khusus saat berkunjung ke Pulau Flores dan ingin merasakan dan menyaksikan sendiri musik Mbata maka bisa berkunjung pada bulan Juli-Agustus atau pada akhir tahun dan juga pada Upacara 17 Agustus dan Hari Pendidikan Nasional.

Seperti tahun ini, peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015 dipentaskan musik Mbata dari siswa dan siswi Sekolah Menengah Kejuruan Kota Komba, Kecamatan Kota Komba serta siswa dan siswi dari Sekolah Dasar Katolik Sita di Kecamatan Ranamese.

Apa keunikan usik Mbata ini? Kita yang menyaksikan merdunya suara itu ikut larut dalam kesejukan lagu-lagu yang berdialek lokal dengan kekhasan masing-masing. Bahkan, kita juga ikut terlibat dalam lingkaran saat musik itu dipentaskan. Selain itu, pemain musik Mbata memakai pakaian adat khas Manggarai Raya seperti kain songke, baju putih dan memakai destar di kepala. Sementara kaum perempuan memakai kain songke, baju kebaya ditambah dengan selendang.

Selama ini musik ini dipentaskan di tingkat kampung dan beberapa festival di tingkat kabupaten yang ada di Flores Barat. Dan juga dilaksanakan pada upacara-upacara adat seperti Penti, pentahbisan Imam dan beberapa upacara adat lainnya.

KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Menabuh gendang sambil bernyanyi pada pementasan musik Mbata di Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Selain musik Mbata, ada juga musik tradisional yang disebut Danding. Musik Danding dinyanyikan secara berkelompok sambil berdiri dan bergerak mengitari lingkaran dan juga musik Sanda dinyanyikan tanpa diiringi dengan alat musik.

Perempuan dan laki laki bisa bergabung dalam satu lingkaran asalkan tetap menjaga sopan santun. Sanda menari dalam bentuk lingkaran secara berdiri. Beriringan dengan entakan kaki ke kanan dan kiri sambil menyanyikan lagu-lagu berdialek lokal.

Danding dipimpin oleh seorang yang disebut Nggejang yang berdiri di tengah lingkaran untuk mengatur irama gerakan, entakan kaki dan memulai sebuah syair dengan menggunakan gemerincing. Dibanding Sanda, Danding dinyanyikan dengan irama yang lebih cepat, lebih hidup dan bersemangat. Danding dinyanyikan tanpa diiringi alat musik seperti gong atau gendang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com