Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Jalan Harus Sesuai dengan Kekhasan Destinasi Wisata

Kompas.com - 06/11/2015, 12:14 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur berupa jalan menuju obyek wisata semestinya disesuaikan dengan karakteristik wilayah. Hal tersebut bertujuan untuk membantu melestarikan keberadaan obyek wisata.

"Sebetulnya sarana jalan, transportasi (di Indonesia) sudah bagus. Jadi jangan dibayangin semuanya ideal," kata Ketua Koperasi Wisata Bromo Tenger Sejahtera Tosari, Trisno Sudigdo kepada KompasTravel di sela-sela acara "Forum Bisnis Tata Kelola Destinasi Pariwisata Tahun 2015) di Hotel Discovery, Jakarta, Kamis (5/11/2015).

Ia menjelaskan akses jalan yang ideal tersebut adalah jalan yang mulus. Trisno memberikan contoh pada wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan nusantara maupun mancanegara.

"Kalau Bromo Tengger Semeru itu kan wilayah konservasi. Jadi harus disesuaikan supaya gak mass tourism," jelasnya.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Peserta Jelajah Sepeda Kalimantan melintasi jalanan rusak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, pada etape ketiga yang menempuh rute Tanjung di Kalsel menuju Batu Kajang di Kalimantan Timur, Rabu (6/5/2015). Rute sejauh 113 kilometer itu didominasi medan tanjakan, kelokan, dan jalan rusak di kawasan Gunung Halat.
Contoh lain yang disebutkan oleh Trisno adalah penggunaan mobil jeep. Karakteristik wilayah Bromo Tengger Semeru yang biasa dilewati oleh mobil jeep yang membawa para wisatawan adalah pasir.

"Bisa diganti menjadi mulus jalan yang dilewati oleh jeep tapi nanti kan kehilangan keunikannya. Di situ kan nilai jualnya," ujarnya.

Infrastruktur menuju obyek wisata di Indonesia merupakan sebuah tantangan untuk mengembangkan pariwisata. Para pemangku jabatan di daerah kerap mengungkapkan permasalahan pengembangan pariwisata Indonesia.

"Pariwisata Garut tak terkenal (oleh wisatawan) karena jalan rusak. Lalu ada kesulitan jalan ke Garut macet," ungkap Bupati Garut, Rudi Gunawan kepada wartawan saat acara "Dialog Bupati & Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut" di Kamojang Green Hotel & Resort, Garut, Jawa Barat, September lalu.

BARRY KUSUMA Festival Adventure Indonesia 2014 dibuka di Lembata, Nusa Tenggara Timur, Rabu (24/9/2014). FAI berlangsung 24-29 September.
Seperti juga yang diungkapkan oleh Ketua Komunitas Pencinta Indonesia Timur, Sari Narulita tentang infrastruktur di Nusa Tenggara Timur.

"Problem di Nusa Tenggara Timur itu infrastruktur. Jalanan menuju ke Lembata dari bandara kurang bagus," kata Sari kepada KompasTravel usai acara pembukaan acara "Fotografi Nusantara, Pesona Indonesia: Tribute to NTT" di Lippo Puri Mall, Jakarta, Oktober lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com