PAMEKASAN, KOMPAS.com - Tari Peccot atau tari cambuk khas Pamekasan, sudah nyaris punah. Padahal tarian tersebut sangat dekat dengan peternak sapi saat sapinya mau diadu kecepatan larinya.
Namun tarian tersebut hadir kembali saat usai apel Hari Santri Nasional (HSN) yang digelar di Monumen Arek Lancor, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (22/10/2016). Tarian tersebut diperagakan oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Pamekasan.
Musannan Al Mangkoni, Sekretaris Lesbumi PCNU Pamekasan menjelaskan, Tari Peccot sengaja dihadirkan kembali di tengah-tengah peringatan HSN agar para santri mengenal bahwa tarian tersebut berakar dari masyarakat bawah yang notabene adalah warga NU.
(BACA: Pamekasan Promosikan Seni Budaya Tradisional kepada Wisatawan)
Dengan hadirnya kembali Tari Peccot, kaum santri bisa ikut merawat tradisi tersebut. "Ternyata banyak kalangan santri yang tidak tahu soal Tarian Peccot. Mulai hari ini, banyak santri dan masyarakat yang tahu," kata Musannan.
Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengapresiasi kegiatan HSN tahun ini karena panitia dari pondok pesantren sudah bisa bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.
Pada HSN tahun 2015, Pemkab Pamekasan tidak terlibat sehingga Pemkab Pamekasan mulai tahun ini langsung memberikan perhatian.
"Ke depan konsep kegiatannya perlu ditingkatkan. Sebab jumlah pesantren di Pamekasan cukup banyak dan pesantren dan santri patut untuk diberi apresiasi karena sudah cukup besar memberikan kontribusi terhadap pembangunan bangsa Indonesia," kata laki-laki yang pernah mondok di Nurul Jadid Probolinggo ini.
Sementara itu, Ketua PCNU Pamekasan, Taufik Hasyim menjelaskan, dengan ditetapkannya HSN oleh Presiden Joko Widodo tahun lalu, kaum santri sudah tidak bisa dianggap sebagai kelompok marjinal. Tetapi santri sudah memposisikan diri sebagai kelompok yang memiliki andil besar terhadap keutuhan NKRI.
"Semangat resolusi jihad yang digagas oleh KH Hasyim Asy'ari harus terus dijaga untuk membangun negeri ini. Kaum santri juga bisa membangun negeri ini dengan ciri dan karakter yang kuat sejak mereka dididik di pondok pesantren," kata Taufik Hasyim.
HSN di Pamekasan dimeriahkan dengan kirab santri dari 57 pondok pesantren se Pamekasan. Jumlah santri yang ikut kirab mencapai 5.000 orang lebih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.