Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Kolotok di Kaki Gunung Madati

Kompas.com - 17/01/2017, 22:09 WIB

ANDA kenal kolotok? Alat bunyi yang terbuat dari kayu ini biasa digantungkan di leher kerbau untuk menandai keberadaan ternak itu saat digembalakan. Di Sukamantri, Kabupaten Ciamis bagian utara, di kaki Gunung Madati, kolotok digunakan untuk ritual tahunan seni tradisi bebegig.

Suhu udara agak menyengat saat terik matahari menyinari helaran bebegig(semacam pawai bebegig/kesenian tradisional khas Sukamantri) rakyat di Desa Sukamantri, Kecamatan Sukamantri, Ciamis, Jawa Barat, 20 Desember lalu. Suasana sangat riuh karena sekitar 700 kolotok berbagai ukuran disertakan dalam helaran itu.

Tidak hanya dipakai topeng bebegig, kolotok-kolotok itu dipakai dan dibunyikan oleh para ibu, pegawai negeri sipil, dan peserta lainnya. Kolotok terkecil berukuran 3 sentimeter terbuat dari buah picung dan yang terbesar berukuran 50 sentimeter.

Bebegig adalah topeng dari kulit kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai wajah raksasa menyeramkan. Rambutnya terbuat dari ijuk kawung (bagian dari pelepah daun pohon aren) yang terurai sampai ke bawah.

(BACA: Cucu Panji Suherman, Setia pada Tradisi Bebegig)

Ijuk-ijuk ini juga membelit kaki dan tangan orang yang menggunakan topeng bebegig seperti raksasa berbulu.

Atributnya berupa mahkota terbuat dari kembang bubuay (sejenis rotan), daun hahapaan, dan waregu yang disusun rapi di atas kepala topeng.

Di belakang pemakai bebegig ini dipasang kolotok yang diikat tali, dibelitkan melingkar ke pinggang. Jika digerakkan, kolotok terus berbunyi karena bebegig itu berjalan dan berjingkrak mengikuti musik pengiring tradisional dalam helaran.

Helaran bebegig merupakan ritual tahunan terutama pada perayaan 17 Agustus di Sukamantri.

”Mulai tahun ini dilengkapi oleh festival kolotok sekaligus pemecahan rekor penggunaan topeng terbesar pada bebegig,” tutur Kepala Desa Sukamantri Ii Kuswara (50) yang juga Ketua Festival Kolotok 2016.

Sukamantri terletak di kaki Gunung Madati pada ketinggian 1.059-1.200 meter di atas permukaan laut.

Kecamatan yang berjarak 50 kilometer utara kota Ciamis ini berada di wilayah paling utara dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Majalengka di kawasan pegunungan Jabar tengah. Sejak 12 tahun lalu, kecamatan ini dipisahkan dari induknya, yakni Panjalu.

”Karena itu, festival kolotok ini dikaitkan dengan hari jadi ke-12 Kecamatan Sukamantri serta untuk mempererat kebersamaan masyarakat dan aparatur pemerintah,” ujar Camat Sukamantri H Heryanto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com