Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Pelancong Masih Sedikit di Anambas

Kompas.com - 14/06/2017, 09:15 WIB

TAREMPA, KOMPAS — Meski pelancong asing semakin banyak, warga Kepulauan Anambas di Kepulauan Riau belum mendapat manfaat banyak. Sebab, sampai saat ini, nilai rata-rata belanja para pelancong itu masih kurang dari 200 dollar AS selama pelesir di Anambas.

Salah satu penyedia jasa pariwisata Anambas, Ang Guan, menuturkan bahwa sebagian besar belanja hanya untuk biaya sewa kamar dan membeli makanan.

Para pelancong asing tidak bisa belanja oleh-oleh karena belum banyak pilihan tersedia. ”Oleh-oleh dari sini hanya aneka jenis kerupuk,” ujarnya, Minggu (11/6/2017), di Anambas.

Selain keterbatasan pilihan untuk belanja, Anambas juga belum punya tempat penukaran valuta asing resmi. Penukaran dilayani sejumlah pedagang di Tarempa, ibu kota Anambas.

”Kalau rupiah sudah habis, mereka tidak bisa belanja lagi. Padahal, uang asingnya masih ada,” kata Ang Guan.

(BACA: Anambas, Inilah Saingannya Raja Ampat)

Kondisi itu sungguh ironi karena Anambas mendorong pariwisata sebagai salah satu motor penggerak perekonomian. Apalagi, kapal-kapal wisata asing semakin sering datang ke Anambas.

KOMPAS.COM/SRI ANINDIATI NURSASTRI Sebuah resor mewah berkonsep ramah lingkungan tengah dibuat di Pulau Bawah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Riau.
Dalam tiga pekan terakhir, sudah 38 kapal berlayar ke Anambas. Sebagian besar mengangkut warga dan penduduk Singapura.

Masalah lain adalah adanya sebagian warga yang belum terbiasa menerima tamu dengan baik. Bahkan, sejumlah orang bertindak curang. ”Ada tamu kami mengeluh karena membayar makan siang Rp 1 juta. Saya terkejut dan malu sekali,” kata Ang Guan.

(BACA: Menikmati Jernih Air Laut di Anambas)

Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun menuturkan, sejak tahun lalu mendorong anggota Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) beroperasi di Anambas dan Natuna karena tempat penukaran mata uang asing resmi tidak ada.

Sementara untuk kesiapan warga, Dinas Pariwisata Kepri dan Anambas pelan-pelan menyosialisasikannya. Warga diajak untuk tidak mencurangi pelancong agar mereka tidak jera datang ke Anambas.

Jika merasa dicurangi, mereka akan menyebarkan kabar buruk ke calon pelancong lain. Akibatnya, wisatawan enggan datang.

Modal Alam

Nurdin mengatakan, Anambas punya potensi alam banyak sekali sebagai aset pariwisata. Laut dan daratannya cocok untuk dijadikan lokasi pelesir. ”Tidak perlu buat apa-apa lagi, Anambas sudah jadi dan siap sebagai daerah tujuan wisata,” katanya.

Bambang Priyo Jatmiko/Kompas.com Konsorsium investor asing menggarap resort di Pulau Bawah di Kepulauan Anambas
Warga Anambas hanya perlu menjaga pulau dan lautnya agar tetap lestari seperti sekarang. Sebab, semakin sedikit kabupaten punya laut bersih seperti Anambas.

”Di tempat lain, harus keluar anggaran miliaran rupiah untuk menghasilkan kondisi alam seperti di Anambas. Di sini tinggal menjaga saja,” ujarnya.

Apalagi, akses ke Anambas sekarang semakin mudah. Setiap pekan ada tiga kali penerbangan dari Tanjung Pinang ke Anambas. Penerbangan Senin dan Sabtu menuju Pulau Palmatak. Penerbangan setiap Rabu menuju Pulau Jemaja.

Kapal cepat dari Tanjung Pinang juga berangkat tiga kali sepekan, yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Waktu pelayaran dengan kapal cepat adalah sembilan jam dalam cuaca normal. Selain itu, ada kapal-kapal Pelni, baik kapal reguler maupun perintis. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com