GROBOGAN, KOMPAS.com - Ada salah satu destinasi wisata menarik yang patut untuk dikunjungi di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Fenomena alam yang tersohor dan banyak menyedot wisatawan itu dikenal dengan sebutan "Bledug Kuwu".
Obyek wisata nan unik ini berlokasi di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, atau berjarak sekitar 30 kilometer ke arah timur Kota Purwodadi. Menjelang siang, saat sinar Sang Surya mulai menyengat tubuh, satu per satu pengunjung terus berdatangan ke obyek wisata unggulan di Grobogan ini.
Ketika awal menginjakkan kaki memasuki kawasan Bledug Kuwu, hamparan lahan kosong seluas 45 hektar terpampang di depan mata. Pengunjung pun diarahkan untuk maju perlahan menuju ke arah asap yang telah mengepul di atas bentangan tanah yang luas.
Semakin kita mendekat, semakin nyaring terdengar bunyi ledakan nan dahsyat. Jangan terlalu dekat, sewajarnya saja, untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
Sungguh pemandangan yang luar biasa. Mata kita dibuat takjub oleh letupan-letupan lumpur berselimut asap putih dari dalam tanah. Bersamaan itu pula jelas terdengar suara hentakannya seperti dentuman meriam yang menggelegar dari kejauhan.
Sayup-sayup juga terdengar bunyi selayaknya air dalam suhu mendidih. Semburan-semburan lumpur itu bervariasi, bahkan terkadang ada yang setinggi tiga meter dan sebesar balon udara.
Lokasinya pun berubah-ubah, namun secara periodik letupan-letupan itu terus menerus bermunculan. Setengah menit sekali kita bisa mendengar dan menyaksikan fenomena menakjubkan yang keluar dari perut bumi itu.
Saat menyaksikan semburan lumpur berwarna hitam itu, kita harus berhati-hati supaya tak terperosok. Meski tanah yang dipijak secara kasat mata keras, namun di dalamnya masih berupa lumpur. Sesekali tanah terasa bergoyang.
"Kalau musim dingin atau penghujan, tinggi letupannya mencapai tiga meter. Letupan Bledug Kuwu tak pernah berhenti dan terus-menerus setiap menitnya. Untuk lokasi berpindah-pindah. Kami arahkan lokasi untuk melihat supaya aman," kata seorang petugas Obyek Wisata Bledug Kuwu sekaligus staf Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Grobogan, Elya Murtiyanto, kepada KOMPAS.com, Jumat (14/7/2017).
Obyek wisata Bledug Kuwu dikelola Pemerintah Kabupaten Grobogan sejak 1983. Jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya.
"Peningkatan 10 persen setiap tahunnya dalam lima tahun ini. Tahun kemarin jumlah pengunjung mencapai 26 ribu orang. Kali ini rata-rata per hari 70 orang datang berkunjung. Untuk libur lebaran mencapai 500 orang per hari. Dari luar kota mendominasi," imbuh Elya.
Sayangnya destinasi yang memesona ini tak dibarengi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang memadai. Beberapa gazebo ala kadarnya yang tersedia sudah tak lagi layak. Gazebo telah rusak dan usang dimakan usia.
Jembatan bambu sebagai sarana menuju lokasi letupan juga sudah hancur sana-sini. Terlebih, banyak sampah berserakan yang ditemukan. Mushola hingga MCK juga kurang dipercantik.
"Seharusnya ada penghijauan di sini biar pengunjung tidak kepanasan. Lihat saja tak ada pepohonan. Serahkan pada profesional di bidangnya pasti bisa. Gazebo juga sudah tak bisa dipakai. Miris melihatnya. Obyek wisata andalan dan menakjubkan ini telah terlupakan," tutur Noer Cholis, pengunjung asal Kota Purwodadi.
Kepala UPTD Obyek Wisata Disporabudpar Kabupaten Grobogan, Sriyono, menjelaskan, pihaknya sudah berupaya mengajukan anggaran untuk memaksimalkan fasilitas penunjang Bledug Kuwu. Hanya saja, hal itu belum terealisasi.