Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bernostalgia melalui Kereta Tua di Ambarawa

Kompas.com - 20/05/2018, 03:15 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


SEMARANG, KOMPAS.com – Berkunjung di Semarang, Jawa Tengah tidak akan lengkap jika tidak mengunjungi lokasi satu ini. Ya, museum kereta api di Ambarawa, Kabupaten Semarang ini menyajikan pengalaman berwisata sejarah bagi pengunjungnya.

Di hari libur akhir pekan, wisata yang sudah cukup populer ini bisa menjadi salah satu alternatif. Museum itu menyimpan koleksi-koleksi lokomotif yang beroperasi saat masa penjajahan. Koleksinya lokomotif pun paling lengkap.

Akses ke Museum Ambarawa tak sulit karena bisa dituju baik dari Yogyakarta maupun Kota Semarang. Ambarawa berada di tengah jalur Semarang-Yogyakarta.

(Baca juga: Menikmati Indahnya Lanskap Ambarawa Naik Kereta Tua)

Museum itu kini bersolek rapi. Sudut-sudut museum mulai tertata dan terlihat bersih. Hanya butuh Rp 10.000 per orang untuk memasuki museum bersejarah ini.

Dari situ, pengunjung dapat melihat deretan lokomotif tua dan bangunan kuno yang masih saja dipertahankan sejak didirikan pada 1873.

Museum Kereta Api di Ambarawa, Jawa Tengah ramai dikunjungi tiap akhir pekan atau hari libur tiba.

KOMPAS.com / NAZAR NURDIN Museum Kereta Api di Ambarawa, Jawa Tengah ramai dikunjungi tiap akhir pekan atau hari libur tiba.
Suasana itu seolah mengajak Anda bernostalgia serasa berada di zaman kolonial saat mengelilingi museum tersebut. Di akhir pekan, objek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah.

Kepala Museum Kereta Api Ambarawa, Joko Utomo mengatakan, total ada 26 lokomotif yang menjadi koleksi museum yang dulunya stasiun kereta api itu. Dari 26 lokomotif, lima di antaranya masih dioperasikan hingga saat ini yang difungsikan sebagai kereta wisata.

(Baca juga: Ingin Naik Kereta di Museum Ambarawa? Begini Caranya)

Joko merinci, dari 5 lokomotif yang masih difungsikan, 3 lokomotif dioperasikan dengan mesin uap. Sementara 2 lokomotif sisanya menggunakan diesel.

“Semuanya dioperasikan sebagai kereta wisata, reguler dan sewa,” ujar Joko, belum lama ini.

Museum Kereta Api di Ambarawa, Jawa Tengah ramai dikunjungi tiap akhir pekan atau hari libur tiba.

KOMPAS.com / NAZAR NURDIN Museum Kereta Api di Ambarawa, Jawa Tengah ramai dikunjungi tiap akhir pekan atau hari libur tiba.

Koleksi dari museum ini kebanyakan lokomotif yang terbuat tahun 1890-1980 an. Contohnya lokomotif seri B 2502 dan B 2503 yang dibuat Maschinenfabrik Esslingen, d Jerman pada 1890. Dua kereta buatan Jerman itu kini dipertahankan sebagai kereta wisata.

Hanya saja, untuk naik di kereta buatan Jerman itu butuh kocek cukup tebal. Untuk menaiki kereta api antik itu, pengunjung harus menyediakan Rp 15 juta untuk kapasitas 80 penumpang atau dua gerbong.

Rute yang masih digunakan yaitu Ambarawa hingga Stasiun Bedono.

(Baca juga: Tertarik KA Wisata Ambarawa-Bedono? Tarifnya Rp 15 Juta)

“Maksimal penumpangnya harus 80 orang, karena rutenya menanjak dan melewati rel bergerigi,” ucapnya.

Datang Pagi

Sementara untuk kereta yang menggunakan mesin diesel yang sama-sama antik juga bisa dimanfaatkan oleh pengunjung. Pengunjung hanya mengeluarkan uang Rp 50.000 per orang untuk naik di lokomotif tua itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com