Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Indonesia, Cendol Ternyata Minuman Khas Asia Tenggara

Kompas.com - 06/12/2018, 16:45 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa waktu lalu, CNN Internasional merilis daftar makanan penutup atau manis terbaik di dunia.

Salah satu yang terdaftar dari 50 makanan penutup tersebut, adalah cendol yang mewakili Singapura.

Cendol terbuat dari tepung tapioka, tepung beras, dan air perasan daun pandan, dicampurkan dengan santan, gula merah dan es. Dari sana, terlahirlah minuman es manis yang segar nan lezat.

Sejarawan Kuliner, Fadly Rahman mengatakan cendol sendiri merujuk pada sebuah butiran-butiran tepung beras atau tepung hunkwe yang diayak.

“Cendol atau nyendol itu merupakan wujud dari tepung beras atau hunkwe yang diayak dan menghasilkan bulatan-bulatan. Orang Indonesia jika minum minuman cendol ini menyebutnya nyendol,” kata Fadly kepada KompasTravel saat dihubungi, Rabu (5/12/2018) malam.

Asal Muasal Cendol

Cendol pun kini diperdebatkan milik satu negara atau pun negara lainnya yang ada di Asia Tenggara.

Namun Fadly mengatakan bila cendol tidak dikaitkan dengan milik budaya sebuah negara, sebetulnya ini minuman khas yang ada di kawasan Asia Tenggara secara umum pada masa lalu.

“Jadi artinya kita sekarang mengenal cendol, pada masa lalu juga di berbagai wilayah Asia Tenggara juga seperti di Malaysia, Singapura, Brunei, Indochina, dan termasuk Indonesia semua ada minuman dengan bahan yang secara tipikal sama,” kata dia.

Bahan yang dimaksudkan adalah bahan dasar pembuatan cendol seperti santan, gula merah, tepung beras, tepung kacang hijau atau hunkwe, ditambah sensasi parutan es, dan tambahan aneka topping.

Menurut Fadly, bahan-bahan tersebut sangat khas dengan Asia Tenggara. Sehingga tak heran bila beberapa negara yang ada di Asia Tenggara memiliki minuman manis yang sama.

“ Jadi menurut saya, secara historis ini tidak ada kaitannya dengan suatu bangsa tertentu. Hampir di semua kawasan Asia Tenggara ada (minuman cendol),” jelasnya.

Cendol hitam yang disajikan untuk wisatawan, sebagai hidangan tradisional di Omah Kecebong, Desa Cebongan, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (9/5/2018)KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Cendol hitam yang disajikan untuk wisatawan, sebagai hidangan tradisional di Omah Kecebong, Desa Cebongan, Kabupaten Sleman, DIY, Rabu (9/5/2018)

Di Indonesia Sebutannya Cendol atau Dawet

Tentunya seluruh masyarakat Indonesia pun mengenal minuman manis dengan sebutan cendol atau dawet.

Sebutan cendol begitu lekat dengan masyarakat di Jawa Barat, sementara dawet lekat dengan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fadly menjelaskan bahwa yang pertama kali muncul adalah kata Dawet.

“Tapi yang muncul itu adalah kata dawet. Kata dawet ini muncul di di Jawa Tengah pada sebuah Kakawin, merupakan sebuah naskah kuno yaitu Kresnayana yang ditulis oleh Mpu Triguna pada sekitar tahun 1104 Masehi, atau sekitar awal abad ke-12 Masehi,” jelas Fadly.

Hal tersebut merupakan sebuah bukti tertulis tertua untuk kata dawet. Meski demikian cendol maupun dawet merujuk pada minuman yang sama, hanya saja berbeda pada tepung yang digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com