Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Seputar Kurma, Salah Satu Makanan Wajib Berbuka Puasa

Kompas.com - 20/05/2019, 03:04 WIB
Sherly Puspita,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Siapa yang tak kenal kurma? Buah yang memiliki rasa sangat manis ini menjadi salah satu menu berbuka puasa wajib bagi masyarakat muslim di Indonesia.

Mengkonsumsi kurma sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan kadar gula darah setelah seharian berpuasa. Tak hanya itu, kurma juga dipercaya memiliki kandungan minerl seperti fosfor, kalium, magnesium, serta kalsium yang baik untuk kesehatan tulang.

Di balik beragam manfaatnya, ada beberapa fakta di balik buah kurma yang perlu Anda ketahui. Berikut KompasTravel merangkum tiga fakta di balik kurma menurut Sejarawan Kuliner, Fadly Rahman.

1. Diperkenalkan orang Mediterania

Menurut Fadly, kurma pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang dari Mediterania, bukan hanya bangsa Arab.

“Sebetulnya kurma itu sejenis tanaman palma ya, sudah diperkenalkan orang-orang dari Mediterania, bukan hanya orang Arab ya, tapi juga dari orang Mediterania itu di sekitar Afrika, Arab, dan juga perbatasan Eropa Barat itu Italia, Perancis, dan Spanyol  yang bersinggunganh dengan kebudayaan-kebudayaan di Afrika dan Arab,” papar Fadly saat dihubungi KompasTravel baru-baru ini.

Fadly menambahkan, pada abad ke-15 hingga abad ke-16 pedagang dari Arab, Spanyol, Afrika, dan Portugis membawa tanaman palma itu melalui pelayaran laut ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Lebih dari 11 jenis kurma ditawarkan di salah satu penjual kurma, Pasar Tanah Abang Blok C, Rabu (23/5/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Lebih dari 11 jenis kurma ditawarkan di salah satu penjual kurma, Pasar Tanah Abang Blok C, Rabu (23/5/2018).
2. Sulit tumbuh di Indonesia

Fadly mengatakan, pada saat itu buah kurma menjadi salah satu buah yang awet dan memungkinkan dibawa selama berbulan-bulan dalam pelayaran laut. Para pedagang Mediterania saat itu juga memiliki teknik khusus untuk membuat kurma menjadi lebih awet.

Tak hanya menjual buah, para pedagang Mediterania juga menjual tanaman kurma. Namun ternyata tanaman ini tak dapat tumbuh di Indonesia.

“Ketika dibawa ke Indonesia tanaman palma dari Afrika dan Arab ini tidak tumbuh sukses karena kondisi tanah yang ada di sini. Selama berabad-abad tanaman palma ini memang tidak berhasil dibudidayakan hingga sekarang pun,” ujar Fadli.

Saat ini beberapa daerah di Indonesia yang mulai mencoba membudayakan pohon kurma. Namun pohon-pohon kurma tersebut belum dapat menghasilkan buah yang banyak.

Alhasil, hingga saat ini Indonesia harus mengimpor kurma dari negara-negara asalnya untuk memenuhi kebutuhan terutama saat bulan Ramadhan seperti saat ini.

3. Pertama kali kurma masuk Indonesia

Fadly memprediksi kurma masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15. Kurma pertama kali dikenalkan di daerah-daerah pesisir yang dilalui para pedagang Mediterania.

“Jadi wilayah-wilayah mana saja yang dijajaki oleh orang Arab, yang membawa sisi Islam selain juga kebudayaannya termasuk juga kulinernya, itu di kawasan pesisir Sumatera, Aceh, terus kemudian  Barat Sumatra, Selat Malaka, terus di beberapa pesisir Jawa. Jawa tengah dan jawa timur, mereka lah yang pertama mendapatkan pengaruh Islam,” paparnya.

Budaya kuliner mengkonsumsi kurma tersebut kemudian dikenal dan dipertahankan masyarakat Indonesia hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com