Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Jenis Pendaki yang Dilarang Mendaki Gunung Pakuwaja

Kompas.com - 13/10/2019, 18:00 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mendaki gunung saat ini adalah aktivitas yang digemari banyak orang. Gunung-gunung pendek dengan ketinggian di bawah 3.000 meter di bawah permukaan laut (mdpl) pun kini turut diserbu banyak pendaki. Salah satunya adalah Gunung Pakuwaja.

Selain menyajikan panorama Datara Tinggi Dieng yang indah, Gunung Pakuwaja di Wonosobo juga memiliki keunikan berupa sebuah batu vertikal setinggi sekitar 50 meter. Batu itu diyakini sebagai Paku Pulau Jawa.

Baca juga: Gunung Pakuwaja Wonosobo, Konon Tempat Paku Pulau Jawa Berada

Keindahan dan keunikan yang tersaji di sana pun menjadi hal menarik bagi para pendaki. Namun, tidak semua pendaki bisa leluasa mendaki Gunung Pakuwaja.

Menurut petugas Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja yang kerap disapa Mas Shi Jeck saat ditemui Kompas.com Kamis (3/10/2019), berikut ini adalah 5 pendaki yang dilarang mendaki dan bermalam di Gunung Pakuwaja:

1. Pendaki yang berangkat seorang diri

Jika ingin bermalam dengan mendirikan tenda atau camping di Puncak Gunung Pakuwaja, maka jangan berangkat seorang diri. Mendaki seorang diri di gunung ini hanya bisa dilakukan dengan cara tek-tok atau langsung turun tanpa bermalam.

Larangan bermalam di Gunung Pakuwaja seorang diri ini ternyata berlaku untuk semua jenis kelamin. Baik pendaki laki-laki, terlebih wanita, semuanya dilarang untuk mendaki dengan bermalam atau ngecamp di Puncak Gunung Pakuwaja.

2. Sepasang pendaki yang belum menikah

Pendaki yang terdiri dari dua orang saja, laki-laki dan perempuan juga dilarang untuk bermalam atau ngecamp di Puncak Gunung Pakuwaja. Namun, yang dilarang adalah jika belum menikah.

Ilustrasi buku nikah di Indonesia.SHUTTERSTOCK/RAHADIANPERWIRANEGARA Ilustrasi buku nikah di Indonesia.

Sebaliknya, sepasang pendaki yang sudah menikah tetap boleh untuk berkemah jika bisa menunjukkan bukti telah menikah.

Pendaki yang belum menikah tetap bisa berkemah di Puncak Gunung Pakuwaja asal mereka mendakinya dengan rombongan lebih dari tiga orang.

3. Dua orang pendaki perempuan

Bagi perempuan yang ingin mendaki Gunung Pakuwaja, jika inginberkemah maka jangan hanya dua orang saja. Jika hanya dua orang pendaki yang naik, maka mereka tidak diizinkan untuk bermalam.

Baca juga: Pendakian Gunung Pakuwaja Dibatasi 150 Orang Per Bulan

Apabila ingin bermalam, maka hendaknya ajak teman lebih banyak. Namun andai hanya ada dua orang wanita yang mendaki, maka mereka harus menyertakan pemandu.

4. Pendaki yang mengalami gangguan kesehatan

Mendaki gunung tentu membutuhkan fisik yang prima. Begitu pula dengan Gunung Pakuwaja. Meski tingginya hanya sekitar 2.421 mdpl, tetap dibutuhkan kondisi fisik yang prima.

Ilustrasi flu, sakit flu Shutterstock Ilustrasi flu, sakit flu

Oleh karena itu, pendaki pun harus sehat. Mereka yang menderita sakit akan dilarang untuk mendaki. Selain demi keselamatan pendaki itu sendiri, fisik yang sehat juga diperlukan agar pendakian semakin lancar.

Maka dari itu, pendaki harus senantiasa menjaga kesehatan mereka sebelum mulai berangkat ke Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja.

5. Pendaki yang kehabisan kuota pendakian

Perlu diketahui jika pendakian Gunung Pakuwaja dibatasi hanya 150 orang per bulan. Pendaki pun harus memperhatikan kuota pendakian yang masih ada sebelum memulai perjalanan.

Jika kuota pendakian sudah habis, maka tidak ada lagi pendaki yang diperbolehkan untuk mendaki Gunung Pakuwaja.

Baca juga: Rute Menuju Basecamp Gunung Pakuwaja dan Harga Tiketnya

Oleh karena itu, lebih baik untuk mendaki di awal bulan karena kemungkinan besar kuota pendakian masih ada.

Selain itu, calon pendaki juga bisa menghubungi petugas Basecamp Pendakian Gunung Pakuwaja, Mas Shi Jeck di nomor +62 856-4379-3672 atau Instagram @basecamp_gunung_pakuwaja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com