Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2021, 16:01 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Bali, Batam, dan Bintan dianggap cocok menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara (wisman) long term visa atau visa jangka panjang yang saat ini sedang dalam tahap finalisasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Hal tersebut disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Konferensi Pers Minggu Kemenparekraf, Kamis (18/3/2021), yang disiarkan langsung di Instagram Kemenparekraf.

“Pintu-pintu kedatangannya ini yang menurut saya cocok untuk long term visa itu adalah Bali, Batam, dan Bintan,” kata dia.

Ia menyebutkan, nantinya para wisman yang sering dikenal dengan sebutan digital nomad ini bisa juga tinggal di 244 desa wisata yang tersebar di lima Destinasi Super Prioritas (DSP) atau desa-desa wisata lainnya yang ada di seluruh Indonesia.

Baca juga: Nomad Staycation di Bali, Kemenparekraf Rumuskan Long Term Visa untuk Turis Asing

“Jadi ini konsepnya adalah reciprocity (timbal balik). Dan dengan finalisasi dari long term visa ini, kita harapkan pariwisata bisa membangkitkan perekonomian dengan konsep pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Sandiaga.

Potensi untuk program long term visa ini mencapai satu miliar warga dunia berusia 60 tahun ke atas dengan pendapatan hampir 15 triliun dollar AS.

Tahap finalisasi long term visa

Saat ini, program long term visa ini sedang dalam tahap finalisasi. Sandiaga mengaku sedang terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) serta Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Program ini ditargetkan akan bisa difinalisasikan di pertengahan 2021, tepatnya di Juni-Juli 2021. Sandiaga berharap langkah baru ini bisa menegaskan pada dunia luar bahwa Indonesia telah berfokus pada pariwisata berbasis kualitas dan berkelanjutan.

Homestay di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo, Borobudur.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Homestay di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo, Borobudur.

“Kami melihat bahwa long term visa itu bisa meningkatkan kualitas pariwisata kita. Dari jumlah waktu yang mereka tinggal di Indonesia maupun juga dari pengeluaran yang mereka keluarkan selama tinggal di Indonesia,” jelas Sandiaga.

Program ini lebih lanjut sangat menyasar para digital nomad yang ingin bekerja dari destinasi di Indonesia, tapi dengan pekerjaan sebenarnya berada di luar negeri.

“Tentunya nanti teman-teman dari Kementerian Keuangan perihal pajaknya dan sebagainya, kita bisa selesaikan pembahasannya,” imbuh Sandiaga.

Baca juga: 8 Aktivitas Wisata Menarik di Desa Wisata Karangrejo, Borobudur

Harapannya, long term visa ini bisa mendatangkan wismas yang berkomitmen untuk tinggal di Indonesia dalam waktu yang cukup panjang.

Dengan masa berlaku visa lima tahun dan bisa diperpanjang, para wisman ini diharapkan bisa melakukan pengeluaran yang lebih berkualitas, sehingga bisa berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.

“Kita harapkan juga untuk tingkat pengeluaran untuk UMKM ekonomi kreatif juga akan bisa ditingkatkan dengan makin banyaknya wisman yang tinggal di Indonesia secara jangka panjang melalui program Indonesia long term visa atau Indonesia second home,” sambung dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com