Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Makna Lampion Saat Imlek, Lebih dari Sekadar Hiasan

Kompas.com - 31/01/2022, 16:31 WIB
Ulfa Arieza ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan pemasangan lampion warna merah di sejumlah tempat, di antaranya tempat ibadah, kawasan pecinan, pinggir jalan, dan area publik lainnya. 

Rasanya mungkin tidak akan lengkap jika Imlek dirayakan tanpa semarak lampion tersebut. Warga Tionghoa juga banyak yang berburu lampion untuk dipasang di rumah masing-masing.

Ternyata, lampion atau lentara khas China tersebut bukan sekadar dekorasi biasa. Lampion memiliki nilai sejarah serta mengandung makna filosofis yang dipercaya oleh warga Tionghoa.

Baca juga: Festival Lampion di 7 Kota Meriahkan Perayaan Imlek 2022

Sejarah lampion

Barisan lilin berjejer di Keleteng tepat di depan Patung Dewi Kwan Im Posat, Senin (31/1/2022). Meskipun saat ibadah perayaan Tahun Baru Imlek 2537 Kongzili dibatasi, namun pihak Kelenteng tetap melakukan pembersihan Kelenteng. KOMPAS.com/JOY ANDRE TJoy Andre T Barisan lilin berjejer di Keleteng tepat di depan Patung Dewi Kwan Im Posat, Senin (31/1/2022). Meskipun saat ibadah perayaan Tahun Baru Imlek 2537 Kongzili dibatasi, namun pihak Kelenteng tetap melakukan pembersihan Kelenteng. KOMPAS.com/JOY ANDRE T

Dosen Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Prihantoro mengatakan, lampion mulanya adalah alat penerangan masyarakat China sejak ribuan tahun yang lalu.

Tepatnya, pada masa Dinasti Han Barat yang memimpin pada periode 206 Sebelum Masehi hingga 9 Masehi, serta Dinasti Han Timur periode 25–220 Masehi.

Alat penerangan tersebut kemudian diberi pelindung dari kertas di seluruh sisinya agar tidak mudah mati tertiup angin.

“Lampion ini sudah beribu-ribu tahun, artinya memang tradisi di China. Awalnya, semacam lampu penerangan, kemudian supaya tidak mati karena angin mereka tutup di sampingnya, itu dari sisi sejarahnya,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (30/01/2022) melalui sambungan telepon.

Baca juga: Solo Pasang Kembali Lampion Jelang Imlek 2022, Jumlahnya Dikurangi

Dalam perjalanannya, lanjut Fahmi, lampion diadopsi para biksu. Para pemuka agama tersebut menjadikan lampion sebagai bagian dari tradisi kegiatan keagamaan.

“Kemudian lampion berkembang di China dan diadopsi oleh para biksu menjadi bagian dari tradisi keagamaan,” imbuhnya.

Senada dengan Fahmi, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta Glenn Wijaya mengatakan awal mula kemunculan lampion adalah pada era Dinasti Han Barat dan Dinasti Han Timur.

Baca juga: 10 Tradisi Jelang Tahun Baru Imlek, Ada Bersih-bersih Rumah

Saat itu, lampion digunakan untuk ritual penyembahan ke Taiyi Shen. Namun, dalam perkembangannya lampion juga digunakan untuk ritual agama Buddha.

Ia mengatakan, lampion identik dengan Imlek, lantaran puncak perayaan Imlek adalah Yuan Xiao Jie, atau festival lampion dalam Bahasa Indonesia. Yuan Xiao Jie jatuh pada tanggal 15 penanggalan lunar, yang bertepatan dengan Cap Go Meh.

“Imlek identik dengan lampion karena perayaan Imlek dirayakan dengan puncaknya yaitu Yuan Xiao Jie atau dalam Bahasa Indonesia kita sebut sebagai festival lampion,” terangnya.

Baca juga: Beda Perayaan Tahun Baru Imlek di China dan Indonesia

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com