Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogyakarta Gamelan Festival 2023, Sultan HB X: Gamelan Bukanlah Sekadar Alat Musik

Kompas.com - 22/08/2023, 09:09 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gaung Gamelan telah menggema menandai dibukanya Yogyakarta Gamelan Festival ke-28 (YGF 28) yang mengusung tema 'Gamelan Beyond Sound' di Stadion Kridosono Yogyakarta pada Minggu sore (20/08/2023). 

Sekitar 700 pengrawit (penabuh gamelan) dari 28 kelompok karawitan di DIY serentak membunyikan perangkatnya dengan harmoni irama yang penuh makna sekaligus sebagai bukti bahwa gamelan telah melampaui dengung atau gaungnya.

Tak kalah istimewanya persembahan dari Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa serta Omah Cangkem yang unik dan menarik.

Baca juga: Tak Hanya Gamelan, Ini 11 Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia

Sebagai penutup Gaung Gamelan, ditampilkan pertunjukan wayang kulit bersama dalang Ki Edi Soewondo dengan lakon Pandu Jumeneng Ratu.

Dua gending, yakni Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo serta ladrang Santi Mulya dimainkan seluruh kelompok karawitan dengan penuh makna. 

Ladrang Prosesi menandai dibukanya festival atau perayaan dan ladrang Santi Mulya berisi doa-doa atau harapan akan keberkahan lepas dari berbagai peristiwa yang tak terduga seperti pandemi.

Ajang yang pertama kali diadakan pada 1994 ini dapat disaksikan masyarakat umum dan gratis mulai 20 hingga 26 Agustus 2023.

Komunitas Gayam 16 selaku penyelenggara perhelatan gamelan skala internasional ini mendapat dukungan dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY beserta sejumlah pihak lainnya.

Para pencinta seni gamelan maupun masyarakat tampak larut dengan penampilan karya tari serta pertunjukan musik gamelan ini.

Sri Sultan HB X Buka YGF 28

Hadir membuka acara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi perwakilan jajaran Forkompinda serta sejumlah seniman dan budayawan DIY.

"YGF akan mengajak kita semua memasuki momentum pembelajaran hidup melalui harmoni irama. Semua dilakukan dengan merenungkan makna secara mendalam, sembari menikmati nada yang mengalun dari orkestrasi yang mengiringinya," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (21/8/2023).

YGF 2023.Dok. Humas Pemda DIY YGF 2023.

Sri Sultan melanjutkan, orkestrasi gamelan sejatinya merupakan sebuah gambaran perjalanan luar biasa yang menghubungkan jiwa dalam simpul keindahan. Selayaknya alunan laras slendro dan pelog yang membentuk diri, menuju irama keseimbangan hidup.

Inilah momentum istimewa, dimana ratusan pengrawit yang terpadu dalam puluhan kelompok berupaya mewakili berjuta perasaan, seiring irama gending yang memukau hati dan pikiran.

"Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan ladrang Santi Mulya menceritakan kisah-kisah alam bawah sadar, mengajak menggali makna, dalam setiap nada yang meliuk-layang. Jelas, gamelan bukanlah sekadar alat musik, tetapi penjelajah jiwa yang membawa kita pada meditasi melalui irama yang mengalun," tuturnya.

Baca juga: Beda Gamelan Gaya Yogyakarta dan Surakarta, Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia

"Semoga YGF 28, memberikan hikmah dalam relung kemanusiaan, mengajarkan kita akan keseimbangan, harmoni dan keindahan dalam keberagaman,"tutur Sri Sultan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com