Selain itu, Raja Keraton Yogyakarta ini pun menaruh harapan agar festival ini mampu merangkai benang warisan budaya, menjadi daya tarik wisata bagi DIY dan menginspirasi agar melangkah bijak menuju masa depan.
Sementara itu, Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyatakan UNESCO telah menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ke-12 pada 15 Desember 2021 lalu.
Gamelan merupakan warisan leluhur yang harus terus-menerus dilestarikan sebagai upaya menguatkan identitas bangsa. Nilai filosofi gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan koneksi antara manusia dengan semesta.
"Gaung Gamelan ini melibatkan 700 pengrawit dari 28 kelompok dimana 22 kelompok diantaranya merupakan kelompok dari Desa Budaya di DIY yang telah menerima bantuan gamelan dari Dana Keistimewaan (Danais) melalui Disbud DIY. Kami secara penuh mendukung kegiatan ini sebagai upaya pelestarian dan pengembangan gamelan agar selalu mengaung eksistensinya," tandas Dian.
Project Director YGF Ishari Sahida atau Ari Wulu menyebut gamelan telah melampaui dengungnya alias gamelan beyond sound karena banyak pelaku seni lintas disiplin melibatkan gamelan dalam proses kreatifnya.
Baca juga: UNESCO Tetapkan Gamelan Indonesia Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sementara, keadiluhungan gamelan tetap dijaga para punggawanya. Stadion Kridosono dipilih karena YGF kali ini mengundang 28 kelompok karawitan yang memainkan gamelan secara bersamaan.
"Kami berharap melalui Gaung Gamelan bisa menyerukan gaung gamelan ke seluruh penjuru Nusantara maupun semesta. Jadi gamelan itu sudah melebihi bunyinya sendiri," ungkap Ari Wulu.
Tidak hanya Gaung Gamelan sebagai sajian utama, YGF 28 kian bermakna karena mengajak merayakan wacana keberagaman melalui Rembug Budaya dan Lokakarya.
Kemudian Konser Gamelan yang mempertemukan musik tradisional dengan pop culture dan Gamelan Dinner yang mempertemukan para pencinta dengan pemain gamelan dalam satu ruang budaya berupa makan malam bersama.
Lokakarya pengembangan gamelan baik karya penciptaan maupun pengembangan instrumentasi akan diisi seniman, praktisi, maupun akademisi diadakan di Rumah Gayam 16 dan IFI/LIP Yogyakarta pada 21 sampai 23 Agustus 2023.
Sementara, Rembug Budaya berupa diskusi seni budaya yang bertujuan merawat dan mengembangkan gamelan serta seni lainnya digelar di LIP Yogyakarta pada 23 Agustus 2023.
Terbaru, YGF menghadirkan Gamelan Dinner di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo pada 23 Agustus 2023 mulai pukul 19.00 sampai 21.00 WIB. Dalam Gamelan Dinner juga akan dipaparkan rencana strategi kebudayaan Gayam 16 melalui kegiatan-kegiatan reguler.
Sebagai puncak acara YGF 28 menghadirkan Konser Gamelan di Plaza Ngasem pada 24 sampai 26 Agustus 2023 mulai pukul 19.00 sampai 22.00 WIB.
Baca juga: Keunikan Selobonang di Jember, Ada Batu yang Berbunyi seperti Gamelan
Konser ini menghadirkan seniman dari dalam dan luar negeri, seperti Yogyakarta, Jepara, Cirebon, Pamekasan, Padang, Semarang, Lombok Barat, India, Meksiko dan Malaysia.
Akan ada kolaborasi menarik antara peserta dari India dengan Padang dan peserta dari Meksiko dengan pengrawit Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.