Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

60 Hari Arungi Lautan, Tim Dayung Jelajah Nusantara Terpesona dengan Pesisir Flores

Kompas.com - 06/10/2023, 12:35 WIB
Nansianus Taris,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

LABUAN BAJO KOMPAS.com - Ekspedisi kolaborasi Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) dengan Komunitas Budaya Rumah Nusantara telah mencapai garis finish di Labuan Bajo, Kamis (15/10/2023) sore.

Ekspedisi Berkelanjutan bernama Dayung Jelajah Nusantara (DJN) ini ditandai dengan pengarungan pertama bertajuk Flores Sea Kayak Expedition yang dimulai (7/8/2023) lalu di Labuan Bajo hingga ke Larantuka.

Tim lalu kembali lagi ke Labuan Bajo pada Kamis (5/10/2023). Ekspedisi itu berlangsung waktu selama kurang lebih 60 hari.

Baca juga: Naik Kayak Jadi Pilihan Wisata Minat Khusus Baru di Flores

Ketua Tim Flores Sea Kayak Expedition, Yoppy Rikson mengungkapkan, penjelajahan kurang-lebih 60 hari di pesisir Pulau Flores ini memiliki jarak tempuh kurang lebih 1.057 kilometer (km).

Ia melanjutkan, tim ekspedisi mengungkapkan kekagumannya pada keindahan Pulau Flores serta keramah-tamahan penduduk setempat.

Keindahan pesisir Pulau Flores, lanjut dia, sungguh luar biasa dan tidak kalah dengan yang ada di luar negeri. Hal ini berdasarkan pengalamannya beberapa kali mengikuti kegiatan serupa di luar negeri.

"Segala macam warna yang ada di dunia, bisa kita lihat di pesisir Pulau Flores, lautnya yang hijau, biru, kemudian biru tua, langitnya yang berwarna biru, merah, lembayung, ungu, dan warna-warna lainnya sudah kami lihat di Pulau Flores," ujar dia.

Perjalanan menjelajah Flores

Selama perjalanan, ia dan tim selalu disambut warga dengan antusias, termasuk desa-desa lain di sekitar tempat mereka membangun tenda.

"Saya tidak bisa sebutkan satu per satu karena ada sekitar 40 desa yang kami singgahi. Selain itu, teman-teman Pokdarwis, Pemda setempat. Warga Flores sangat ramah dengan tamu. Kami mengucapkan terima kasih banyak," ujar dia.

Baca juga: Kenapa Pasir Pink Beach di Flores, NTT Berwarna Merah Muda?

Menyambut baik kegiatan expedisi yang telah berhasil dilakukan ini, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina mengatakan, ekspedisi itu sangat mendukung tema besar pariwisata di Flores yang mengedepankan konsep berkelanjutan.

Menurut dia, sea kayaking bisa menjadi spot baru dalam dunia kayaking sekaligus sebagai salah satu lokasi sport tourism.

Foto: Tim Ekspedisi Kayak Laut Flores menepi di Pantai Marapokot, Mbay, Kabupaten Nagekeo.Dokumen BPOLBF Foto: Tim Ekspedisi Kayak Laut Flores menepi di Pantai Marapokot, Mbay, Kabupaten Nagekeo.

"Pastinya kita berharap akan lebih banyak lagi sea kayak di seluruh dunia yang melihat Flores sebagai lokasi yang harus mereka jelajahi dengan dayung dan masuk dalam bucket list mereka," ujar Shana.

Ke depan, pihaknya akan menggunakan hasil temuan tim Ekspedisi Dayung Jejalah Nusantara dan titik-titik lokasi untuk dapat diintegrasikan dalam rangka memperkuat program-program wisata bahari yang akan datang di Pulau Flores.

"Kami tunggu hasil bukunya dan semua temuan-temuannya selama di perjalanan dan akan kita cocokan dengan apa yang sudah kita identifikasi selama tiga tahun terkahir untuk menjadi rute-rute yang potensial untuk ditawarkan pada wisatawan," ungkapnya.

Baca juga: Di Flores NTT Juga Bisa Wisata Pengamatan Burung Endemik

Sementara itu, Ketua Masyarakat Garis Depan Nusantara Ipong Witono mengatakan, ekspedisi ini merupakan salah satu cara menarasikan keindahan Indonesia kepada anak cucu.

"Tidak henti-hentinya Wanadri berupaya memaknai keindonesiaan, terus belajar untuk mencintai negeri dan saudara-saudaraku (Tim Flores Sea Kayak Expedition) adalah orang yang dipilih untuk menarasikan, menceritakan, mendongengkan kepada anak cucu kita di seluruh negeri tentang betapa indah negara kita," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com