KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinannya terhadap bencana Gunung Merbabu baru-baru ini.
Ia mengatakan, aktivitas di Gunung Merbabu, Jawa Tengah, telah ditutup untuk kegiatan masyarakat ataupun kegiatan pariwisata.
"Kami sangat prihatin, ini dipicu oleh cuaca, tapi juga perilaku dari masyarakat, wisatawan, pendatang, yang kurang berhati-hati," kata Sandiaga dalam agenda konferensi pers minggu yang dipantau secara online, Senin (30/10/2023).
Baca juga: Rute ke Wisata Merbabu 360, Tempat Campervan di Semarang
Beberapa perilaku wisatawan atau pendaki, kata dia, yang kurang bertanggung jawab dan bisa menyebabkan kebakaran hutan, misalnya membuang puntung rokok atau nekat membuat api unggun.
Adapun bagi masyarakat, aktivitas seperti membuka lahan dengan membakar rerumputan bisa menyebabkan kebakaran suatu gunung.
"Jadi saya mengharapkan para wisatawan agar lebih hati-hati karena dampaknya ini bukan hanya dampak ekonomis, tapi dampak ekologi," pesan Sandiaga.
Ia menyampaikan, kebakaran hutan sangat berdampak negatif kepada lingkungan, seperti memberikan efek buruk pada kualitas udara ataupun untuk keberlanjutan lingkungan.
Lihat postingan ini di Instagram
Terkait kerugian yang dihasilkan, Menparekraf Sandiaga mengaku belum memperoleh data. Namun, ia menilai dampaknya akan sangat besar.
Baca juga: Gunung Merbabu Kebakaran, Pendakian Ditutup Sementara
"Kita bisa lihat Merbabu ini kan daya tarik yang paling menarik untuk para penggemar eco tourism. Jadi ini pasti nanti dampaknya sangat besar, dan tentunya ini harus kita pastikan tidak terulang kembali di masa yang akan datang," pungkasnya.
Adapun pendaki yang telah melakukan booking online bisa melakukan penjadwalan ulang (reschedule) melalui help desk pendakian atau call center Gunung Merbabu.
Kebakaran terjadi di kawasan hutan pinus lereng gunung Merbabu, tepatnya di Dusun Sukowolu, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Titik api pertama kali diketahui warga pada Jumat (27/10/2023) pukul 09.00 WIB. Pada saat itu, kebakaran dilaporkan terjadi di Desa Sokowolu, seperti dikutip Kompas.com.
Namun, kobaran api meluas hingga ke puncak Gunung Merbabu akibat embusan angin yang kencang.
Semua upaya pemadaman sudah dilakukan, tetapi sulitnya medan juga membuat pemadaman sempat terkendala.
Baca juga: Gunung Merbabu Kebakaran, Calon Pendaki Bisa Reschedule Tiket
Melihat kondisi tersebut, pemadaman api di Gunung Merbabu pun dilakukan menggunakan water bombing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.