JAKARTA, KOMPAS.com - Pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), disebut masih terkendala beberapa faktor, antara lain infrastruktur seperti jalan dan promosi yang kurang.
Soal akses jalan, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas mengatakan, pemerintah daerah setempat terus berupaya membangun dan memperbaiki infrastruktur untuk kemudahan bepergian. Namun, topografi dan jarak yang jauh menjadi tantangan tersendiri.
Baca juga: Manggarai Timur di NTT Punya Potensi Wisata Kopi Kelas Dunia
"(Kendala pariwisata) masih infrastruktur. Tantangan topografi, membangun jalan itu sudah sulit. Kalau jalur selatan itu curam, jalur utara (lebih baik) karena landai," ujar Agas saat ditemui di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Akan tetapi, ia menyebut bahwa beberapa tempat wisata, khususnya di sisi pantai utara (pantura), memiliki akses jalan yang sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Kalau di daerah yang saya sebutkan, (kawasan utara), ada destinasi Lembah Colol sama komodo pota, itu jalannya sudah bagus," ucapnya.
Dua tahun lalu, kata dia, pihak pemerintah kabupaten bahkan belum berani mengadakan Festival Kopi di Lembah Colol karena jalanannya rusak dan aksesnya pun sulit.
Saat ini, akses jalanan sudah diperbaiki sehingga jarak tempuh pun semakin mudah dan singkat.
Agas memberikan contoh, jika dulu dari Kota Borong, ibu kota Manggarai Timur, ke arah utara membutuhkan waktu lima jam, saat ini sudah bisa ditempuh dalam waktu satu-dua jam saja.
Baca juga: