Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menparekraf Bagi Saran Hadapi Tiket Pesawat Mahal Jelang Nataru

Kompas.com - 19/12/2023, 16:13 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga tiket pesawat, khususnya penerbangan domestik, terpantau mahal dalam beberapa bulan belakangan. Sama halnya dengan harga tiket kereta api. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan saran bagi masyarakat yang hendak berlibur saat momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). 

Baca juga:

Ia menyampaikan, setidaknya ada dua opsi yang bisa dilakukan oleh para wisatawan. Pertama, memanfaatkan promo yang ditawarkan oleh para online travel agent (OTA atau agen perjalanan daring).

"Banyak promo-promo yang sekarang ditawarkan. Jadi masyarakat bisa memilih paket-paket promo yang sesuai," kata Menparekraf saat ditemui di Jakarta, Senin (18/12/2023). 

Hal kedua yang ia sarankan adalah melakukan perjalanan melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan pribadi. 

"Lalu ada beberapa destinasi wisata yang bisa dijangkau melalui darat karena tiket kereta api juga mahal dan tiket pesawat (mahal), jadi ada beberapa destinasi yang menawarkan paket yang lebih terjangkau dan bisa dijangkau melalui kendaraan pribadi," jelasnya.

Baca juga:

Menambah jumlah penerbangan

Suasana di Stasiun Gambir.Dok. KAI Suasana di Stasiun Gambir.

Sementara itu, Sandiaga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan skema block seat, selain menambah jumlah penerbangan dan kursi.

Sebagai informasi, block seat adalah pembelian kursi pesawat oleh pemda untuk keperluan perjalanan dinas dengan kuota tertentu sehingga tingkat keterisian selalu memadai.

"Solusi jangka panjang adalah menambah jumlah penerbangan dan juga menambah ketersediaan kursi, berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk block seat, juga kerja sama jangka panjang dengan para pelaku industri penerbangan atau maskapai," terang Menparekraf.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal Jadi Hambatan Turis Asal China ke Indonesia

Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (2/11/2023), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut, faktor terbesar penyebab mahalnya harga tiket pesawat yakni kenaikan harga bahan bakar avtur.

Apalagi, 40 persen biaya operasional penerbangan berasal dari pembelian bahan bakar avtur. Maka dari itu, kenaikan harga avtur akan memengaruhi total biaya operasi penerbangan.

Selain itu, industri penerbangan yang saat ini belum pulih sepenuhnya pasca-pandemi Covid-19 juga turut memengaruhi harga tiket pesawat.

Baca juga:

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com