Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santapan Kanton ala Kaisar China

Kompas.com - 15/07/2013, 18:32 WIB
KOMPAS.com - Masakan China yang sangat beragam dalam penggunaan bahan makanan, bukan tanpa alasan. Seperti dituturkan Chef Thomas Han dari restoran Yan Palace, menurut cerita saat masa pemerintahan Dinasti Han di China, koki harus menyuguhkan 40 macam masakan dalam satu kali sesi makan sang kaisar.

"Ini 40 macam harus beda-beda dan setiap makan harus selalu beda. Kalau kokinya membuat masakan yang sama, koki itu dipenggal kepalanya," cerita Chef Thomas.

Tak hanya itu, untuk mengejar masakan yang selalu berbeda, koki-koki pun didatangkan dari berbagai penjuru daerah China. Alhasil, masakan China memiliki banyak jenis, sebab memang dituntut untuk seperti itu. Sebut saja penggunaan bahan seperti sarang burung wallet, otak monyet, sampai teripang.

"Sebagian memang sudah tidak ada lagi. Tapi banyak kuliner China di masa itu yang ada sampai sekarang dan mengalami perubahan. Tambah lama tambah modern, berkembang terus. Jadinya fusion," kata Chef Thomas.

Misalnya, lanjut Thomas, menu Peking Duck jika masuk hotel tentu cara masaknya sudah lebih modern. Sebab, aslinya Peking Duck dimasak dengan panganggan seperti tungku untuk memasak pizza dan menggunakan kayu bakar.

Nah, restoran Yan Palace seakan ingin mengabungkan kedua hal ini, konsep nuansa ala kekaisaran China dengan menu makanan yang fusion. Masakan China yang di Yan Palace yang diangkat adalah kuliner asal Kanton.

"Ciri khas masakan Kanton itu bisa diterima semua orang," kata Chef Thomas.

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Chef Thomas Han dari restoran Yan Palace, Jakarta.
Rasa yang dominan cenderung lebih ke arah manis, tetapi tidak berlebihan karena umumnya berpadu dengan rasa gurih. Sehingga masakan Kanton bercita rasa seimbang hingga cocok di lidah orang kebanyakan.

Mari mencicipi menu di Yan Palace. Anda bisa memesan menu-menu seafood seperti Staffing Cak Kwee with Prawn in Mayonnaise dan Stir Fried Crab with Black Pepper. Menu pertama adalah udang yang dibalur dengan tepung kentang.

Kelembutan udang yang manis berpadu dengan tepung yang garing. Lalu sebagai cocolan adalah mayonaise. Tetapi seperti dituturkan Chef Thomas, mayonaise khas kuliner China memiliki cita rasa yang manis.

"Ini karena mayonaise-nya memakai susu kental manis, jadi ada cita rasa manisnya," jelasnya.

Sementara itu menu Stir Fried Crab with Black Pepper merupakan menu klasik kepiting yang dibalur merica hitam. Hentakan merica hitam biasanya begitu menyengat, tetapi Chef Thomas sengaja "melembutkan" rasa merica hitam agar sesuai di lidah orang kebanyakan.

Hasilnya adalah aroma merica hitam menyeruak dari kepiting namun saat dimakan, panasnya merica terasa halus di lidah, tak sampai membakar. Sangat cocok berpadu dengan daging kepiting yang rasanya cenderung polos.

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Sauted Asparagus with Salted Egg.
Menu wajib coba di Yan Palace adalah Deep Fried Chicken with Chow How Sauce. Sedangkan pilihan menu klasik lainnya yang patut Anda coba adalah Sauted Asparagus with Salted Egg. Sesuai namanya, saus yang digunakan adalah telur asin. Menurut Chef Thomas, tren penggunaan telur asin sebagai saus di kuliner China diawali dengan penggunaan bahan udang.

"Awalnya udang telur asin, lari ke kepiting telur asin. Saya bikinnya asparagus telur asin," kata Chef Thomas.

Nuansa Yan Palace sengaja didesain agar tamu merasa diperlakukan seperti kaisar. Restoran pun dilengkapi dengan berbagai macam ornamen khas China mulai dari patung dan piring cantik penghias dinding restaurant hingga peralatan makannya.

Yan Palace buka di jam makan siang dan makan malam. Restoran ini berada di Mezzanine Floor Hotel Santika Premiere Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Amanah Borneo Park di Banjarbaru, Punya Wahana Seru untuk Anak-anak

Amanah Borneo Park di Banjarbaru, Punya Wahana Seru untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Amanah Borneo Park: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Amanah Borneo Park: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat

Misteri Pilar Besi Kuno Berusia 1.600 Tahun di India yang Tidak Berkarat

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com