Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata NTT Menjadi Tujuan Wisata Dunia

Kompas.com - 09/09/2013, 12:13 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO,KOMPAS.com - Kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi pintu masuk pariwisata ke Taman Nasional Komodo dan berbagai keindahan alam di berbagai pulau dan daerah pegunungan.

Keindahan bawah laut dan di permukaan Labuan Bajo menarik wisatawan untuk berkunjung dan menanamkan modal usaha mereka di bidang pariwisata. Keindahan pulau di Manggarai Barat dapat 'memanjakan' mata dari para wisatawan mancanegara dan domestik bahkan para pekerja pers.

Menurut Amos Lillo, Sales dan Marketing Director  Flobamora Events bahwa Provinsi NTT merupakan 'Explores the hidden beauty' sehingga pasca Sail Komodo, lembaga ini melakukan kegiatan Komodo Travel Mart dengan mempertemukan pada buyer (pembeli) dengan tour operator dari Lombok (NTB), Makassar (Sulawesi Selatan), Surabaya (Jawa Timur), Bandung (Jawa Barat), Jakarta dan Bali, dengan pelaku pariwisata dan travel agent di NTT.

Menurut Lillo, keuntungan dari Sail Komodo bagi NTT adalah perbaikan infrastruktur di seluruh NTT, dampak sosial, dampak kesehatan yang sangat diperhatikan pemerintah pusat.

"Kami menindaklanjuti gebyar Sail Komodo 2013 dengan melaksanakan kegiatan Komodo Travel Mart di mana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat mendukung kegiatan Komodo Travel Mart," jelasnya kepada Kompas.com, di Hotel Jayakarta Labuan Bajo, Senin (9/9/2013).

Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia, Feisol Hashim mengatakan, Sail Komodo 2013 hanya sebuah event. Yang harus dipikirkan bersama adalah apa yang dilakukan setelah Sail Komodo 2013 karena ribuan orang pulang ke tempat dan negara masing-masing dan meninggalkan sampah di Kota Labuan Bajo dan di perairan Labuan Bajo.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Dermaga di Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
“Industri di dunia yang sampai ke akar-akar masyarakat adalah industri pariwisata, sehingga pemerintah, lembaga legislatif, masyarakat dan pihak swasta di Manggarai Barat dan Indonesia bekerja sama dalam mengembangkan pariwisata yang dapat mensejahterakan masyarakat,” katanya.

Menurut Hashim, pariwisata di Pulau Flores, NTT harus ditentukan dengan baik yakni apakah wisata adventure, wisata religi, ekowisata sehingga pengembangannya sangat jelas. “Pariwisata berkembang secara alamiah dan kerja sama dari pihak luar dengan warga masyarakat setempat mampu mengembangkan pariwisata dengan baik,” jelasnya.

Hashim menjelaskan, penyelenggaraan Sail Komodo di Provinsi NTT yang puncaknya dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Barat sungguh sangat positif di mana binatang ajaib Komodo dari Labuan Bajo semakin terkenal di seluruh dunia. Dampak lainnya adalah pembangunan jalan raya di Kota Labuan Bajo semakin dipercepat, air bersih di Kota Labuan Bajo mulai perhatikan dengan baik, kebersihan di Kota Labuan Bajo ditata dengan baik.

“Saya minta pengembangan pariwisata di Manggarai Barat harus ramah lingkungan dan ramah kepada masyarakat. Jikalau itu tidak dilaksanakan, maka pariwisata tidak memberikan nilai positif lagi,” jelasnya.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Warga Kampung Adat Bena, Ngada, Flores, NTT, bermain musik tradisional yang biasa dimainkan dalam rangka upacara adat pembangunan rumah baru, Selasa (15/6/2011). Kampung berusia sekitar 1.200 tahun ini kental dengan arsitektur kuno dan budaya megalitik.
Selama ini, lanjut Hashim, diperkirakan 60 persen terumbu karang di perairan Taman Nasional Komodo banyak yang rusak akibat pengeboman ikan serta bertumpuk sampah di perairan Taman Nasional Komodo.

“Mari kita sama-sama menyelamatkan terumbu karang di Taman Nasional Komodo dengan menjaga perairan dengan baik dan juga para nelayan menangkap ikan dengan ramah lingkungan laut. Jikalau tidak cepat diselamatkan maka kedepan terumbu karang di Taman Nasional Komodo perlahan-lahan habis,” tambah Hashim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com