Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menemukan Tempat Kelahiran Lambang Garuda Pancasila

Kompas.com - 27/10/2013, 08:42 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saatnya mengucapkan "Selamat Datang di Tanah Borneo" dalam episode kedelapan tayangan 100 Hari Keliling Indonesia. Tim Kompas TV dengan dipandu Ramon Y Tungka sedang dalam misi menjelajahi bumi nusantara.

Kota pertama yang didatangi tim di Kalimantan adalah Pontianak. Di Kota nol derajat khatulistiwa ini, tim berkunjung ke Istana Kadriah. Salah satu tim 100 Hari Keliling Indonesia Titis Setianingtyas mengatakan, dari istana kesultanan termuda di Kalimantan Barat ini, lahir lambang Garuda Pancasila.

"Saat ini  masyarakat Kalimantan Barat bahkan Indonesia mengenal Istana Kadriah sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat. Namun banyak yang tidak tahu bahwa dari istana inilah Lambang Negara Garuda Pancasila berasal," ujar Titis di Jakarta, Rabu (23/10/2013).

Penggagas lambang Garuda yaitu Sultan Hamid II, keturunan kedelapan kesultanan Pontianak. Beliau terkenal memiliki karir cemerlang dalam politik.

"Dia adalah anggota delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Pada awal kemerdekaan republik ini, Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi menteri negara Republik Indonesia Serikat dengan tugas pertama mengkoordinsikan kegiatan perancangan lambang negara," Titis menjelaskan.

Namun sayangnya, lanjut Titis, jasa besar Sultan Hamid II tak terdengar gaungnya. Bahkan terlihat seakan-akan ditenggelamkan. "Ada alasan khusus mengapa kemudian nama sultan beserta jasanya dihitamkan dari sejarah negeri ini," katanya.

Istana Kadriah menggabungkan budaya Melayu, Dayak dan Bugis. Pada istana tersebut, kata Titis, menjadi saksi bisu sultan menghabiskan masa hidupnya.

Tim Kompas TV "100 Hari Keliling Indonesia" melakukan perjalanan mengelilingi bumi nusantara dimulai dari Jakarta. Setelah itu tim pun menyeberang ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Maluku.

Kelar menjelajah Maluku, tim bergerak ke Nusa Tenggara, Bali dan Pulau Jawa. Keindahan Pulau Jawa pun tak ketinggalan dijamah oleh tim hingga akhirnya kembali ke Jakarta pada Rabu (3/7/2013).

Dalam melakukan misinya, tim menggunakan jalur darat, laut dan penerbangan perintis. Selain itu, tayangan tak hanya sekadar menyajikan panorama alam. Melainkan juga mengangkat sisi budaya, masalah sosial, lingkungan, sampai problematika transportasi yang dihadapi selama perjalanan.

Episode kedelapan perjalanan tim 100 Hari Keliling Indonesia ditayangkan di Kompas TV pada Rabu (23/10/2013) jam 20.00 dan Minggu (27/10/2013) jam 14.00

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Desa Wisata di Spanyol Binibeca Vell Terancam Ditutup Akibat Lonjakan Jumlah Wisatawan

Travel Update
Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Naik Whoosh, Dapat Diskon dan Gratis Masuk 12 Tempat Wisata di Bandung

Travel Update
7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Hotel Story
6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com