Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Desa Wisata Belum Dikelola Baik

Kompas.com - 13/10/2014, 18:22 WIB
PURWOKERTO, KOMPAS — Sebagian besar desa wisata di Jawa Tengah belum inovatif dalam mengemas dan memasarkan potensi pariwisata. Dari sekitar 50 desa wisata, hanya 15 desa yang dikelola dengan baik.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah Toto Riyanto, Sabtu (11/10/2014) malam, di sela-sela pelaksanaan Festival Desa Wisata di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, mengatakan, kegiatan festival desa wisata seharusnya dimanfaatkan untuk menjalin kerja sama antardesa dalam membangun wisata.

”Setiap desa wisata harus punya keunikan tersendiri supaya potensinya lebih cepat dijual dan menarik. Keunikan bisa dari budaya, alam, dan sumber daya manusianya,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Oneng Setya Harini mengungkapkan, potensi desa wisata di Jateng sebenarnya sangat menakjubkan. Dia juga berharap desa-desa wisata menonjolkan seni tradisi dan kearifan lokal yang dimiliki agar lebih menarik minat wisatawan.

Dalam festival bertema ”Desaku Harapanku, Keunikan Desaku adalah Sumber Inspirasiku” tersebut, sebanyak 25 desa wisata menunjukkan potensi dan kreativitas mereka. Itu ditunjukkan dalam kegiatan meliputi lomba yel-yel, apresiasi seni, pameran, sarasehan, lomba paparan potensi desa wisata, dan penampilan promo film pendek potensi desa wisata.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan mencoba menggunakan alat ani-ani untuk memanen padi di Desa Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Ajang tersebut diharapkan memacu semangat penggiat desa wisata belajar dari kesuksesan desa lain. Seperti Desa Dieng Kulon, misalnya, yang sudah lima tahun terakhir berhasil menggelar Dieng Culture Festival (DCF) dan mampu mengundang ratusan ribu wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Dalam festival, Desa Dieng Kulon menampilkan potensi tradisi potong rambut gimbal, wisata alam dan budaya berupa museum, candi, dan pegunungan, kerajinan, serta tari kreasi untuk menyambut wisatawan lokal dan mancanegara. (GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com