Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Berinovasi Kembangkan "Lava Tour" Merapi

Kompas.com - 09/02/2015, 14:30 WIB
SLEMAN, KOMPAS.com - Warga lereng Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai melakukan sejumlah inovasi untuk menambah daya tarik obyek wisata unggulan "Lava Tour" Merapi.

"Salah satu inovasi yang sedang kami persiapkan adalah membuka beberapa jalur treking baru di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM)," kata Koordinator Wisata "Lava Tour" Merapi, Anto Kubis, Minggu (8/2/2015).

Menurut dia, inovasi-inovasi alternatif wisata lereng Merapi ini sangat dibutuhkan, agar bisa lebih memikat pengunjung karena daya tarik utamanya, yaitu sisa-sisa erupsi Gunung Merapi perlahan sudah pulih dan banyak ditumbuhi pohon-pohon lagi.

"Kami memang sudah memiliki rencana membuka jalur trekking yang baru. Saat ini masih belum secara resmi dibuka dan ditawarkan dalam paket wisata yang dapat dinikmati pengunjung. Sementara ini kami simpan dahulu, jika benar-benar sudah siap baru akan dimasukkan ke dalam layanan wisata kami," katanya. (Baca juga: Menyapa Saksi Bisu Terjangan "Wedus Gembel" Merapi...)

Anto mengatakan, persiapan jalur trekking tersebut tidak hanya memastikan apakah jalur tersebut memang aman atau tidak untuk para wisatawan. Namun juga membutuhkan izin dari pengelola resmi hutan, yaitu TNGM. "Kami akan menggandeng dan meminta izin TNGM, hutan ini milik negara," katanya.

KOMPAS/ANASTASIA JOICE Kerangka sapi di Museum Sisa Hartaku
Ia mengatakan, jalur treking yang baru tersebut tidak terlalu mengedepankan wisata sisa erupsi Gunung Merapi, tetapi lebih kepada pemandangan alam, seperti tempat untuk menikmati matahari terbenam (sunset). "Jadi jalan kaki dulu, tidak bisa masuk kendaraan. Di tempat itu selain bisa melihat lebih jelas Gunung Merapi juga akan lebih bagus untuk menikmati sunset," katanya. (Baca juga: Falsafah Budaya Jawa di Kerimbunan Ullen Sentalu)

Selama ini, jalur treking di wisata "Lava Tour" memang sudah ada. Seperti, yang ada di Sungai Kuning yang salah satu unggulannya menikmati pemandangan bekas erupsi, yaitu tebing Watu Kemloso. Namun, sejauh ini pengunjung masih lebih tertarik pada layanan persewaan jeep atau motor trail. "Mungkin dua atau tiga bulan lagi baru bisa dibuka," katanya.

Berbagai inovasi baru seperti ini, lanjut Anto, sangat dibutuhkan untuk mengembangkan wisata "Lava Tour" Merapi agar kembali lebih bergairah. Karena pengunjung yang datang ke tempat ini intensitasnya semakin berkurang. "Dulu waktu awal dibuka lebih ramai pastinya, dibandingkan sekarang," katanya. (Baca juga: Mengenang Gunung Merapi)

Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan TNGM, Asep Nia Kurnia mengatakan, pihaknya mengapresiasi mengenai upaya-upaya dari warga lereng Merapi tersebut untuk meningkatkan perekonomian mereka.

"Kami siap untuk memfasilitasinya, yaitu membuka jalur trekking baru. Untuk meningkatkan fungsi hutan bagi wisatawan, TNGM sudah semestinya bisa memfasilitasinya," katanya.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan bersepeda motor di lereng Merapi, Sleman, DIY Yogyakarta.
Menurut Asep, yang perlu diperhatikan adalah jalur trekking baru tersebut tidak melanggar aturan zonasi yang telah ada. "Di hutan TNGM terbagi dalam tiga zonasi, yaitu zona inti untuk ekosistem, seperti tumbuhan atau satwa yang ada. Kemudian, zona rimba yang digunakan untuk hal yang sama," katanya.

Selain itu, ada zona pemanfaatan. Zona inilah yang boleh dimanfaatkan oleh warga setempat, salah satunya seperti untuk obyek wisata. "Usulan warga itu bagus. Ada titik-titik tertentu di hutan memang yang tidak boleh dilakukan pengembangan wisata. Yang boleh di zona pemanfaatan," tambah Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com