Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miris, Persepsi Dunia Tentang Indonesia Masih Negatif

Kompas.com - 17/02/2016, 16:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan tentang Indonesia di dunia internasional masih bersifat negatif. Hal tersebut berpengaruh dalam segi pemasaran pariwisata mancanegara di luar negeri.

"Berdasarkan studi, dari semua pasar pariwisata kita (Indonesia), persepsi terhadap Indonesia masih negatif," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana dalam Jumpa Pers Program Pemasaran Pariwisata Mancanegara di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta, Senin (15/2/2016).

Ia mengatakan sebagian besar pasar-pasar wisatawan mancanegara yang ingin berkunjung ke Indonesia lebih dulu mencari informasi melalui Google.

Kemudian, ketika mendapatkan informasi di mesin pencari Google, menurut Pitana, mereka mendapatkan cerita-cerita negatif tentang Indonesia.

Sementara itu, Asisten Deputi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, Noviendi Makalam menuturkan bahwa hal tersebut merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam segi pariwisata.

Menurutnya, masih banyak cerita-cerita negatif tentang Indonesia yang beredar dan membuat pemasaran pariwisata Indonesia menjadi tidak efektif.

"Data pemberitaan Indonesia di Inggris sangat negatif. Sekitar 90 persen negatif, 5 persen positif," jelasnya.

Data dari Ogilvy (agensi public relations resmi Kementerian Pariwisata) menunjukkan tiga negara seperti Inggris, China, dan Australia memiliki tingkat pemberitaan negatif Indonesia yang tinggi. Ogilvy menuliskan di antara 11 pasar pariwisata Indonesia, tendensi berita negatif lebih dari 50 persen.

"Misalnya kalau di negara Inggris itu yang utamanya beredar tentang Bali Nine, di Belanda itu G30S (Gerakan 30 September 1965), Perancis itu tentang adalah isu lingkungan hidup, China itu yang yang berkembang adalah anti China," tambahnya.

Sementara, data Ogilvy juga menunjukkan bahwa isu-isu tentang Indonesia di mata dunia Internasional yang sering diperbincangkan adalah persepsi keamanan, ekonomi dan infrastruktur, dan kriminal serta hukuman yang berlaku.

"Misalnya kalau mau narik wisatawan China, pemberitaan di sana harus positif. Ini sebenernya bukan tugas Kementerian Pariwisata tapi country image. Tapi kalau gak dikerjakan, investasi kita jadi percuma," tambah Noviendi.

Seperti diketahui, Kementerian Pariwisata pada tahun 2016 menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebanyak 12 juta. Pasar-pasar wisatawan mancanegara yang diharapkan berkunjung ke Indonesia adalah Singapura, Malaysia, China, Taiwan, Hongkong, Australia, kawasan Eropa, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, India, Timur Tengah, Thailand, dan negara-negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com