Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Proses Pengolahan Teh Malabar

Kompas.com - 07/03/2016, 14:16 WIB
Jonathan Adrian

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Ragam foto hitam putih terhias dalam pintu masuk. Pada sisi kanan, tampak berbagai mesin tak beroperasi, terpisahkan oleh lapisan kaca.

Sepintas pabrik teh Malabar terasa tua dan mati. Tapi, saat masuk ke ruang kedua, naik tangga, maka suasana ‘mati’ tadi hilang.

Suara bising mesin, gerekan teh, dan aneka kerja tangan seperti menyekop dan meletakkan barang sampai-sampai suara orang berbicara sulit terdengar. Padahal, sang pemandu setia menjelaskan di depan sana.

Sambil beroperasi, Pabrik Teh Malabar memang membuka dirinya sebagai tempat wisata. Pegunjung dapat melihat lebih dekat proses pembuatan teh dengan tarif Rp 15.000 per orang.

Rombongan saat itu dipandu Jani, seorang Quality Control di sini.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Pohon teh yang tak dipetik dan dipercaya sebagai lahan perkebunan teh pertama di Malabar, Pangalengan, Jawa Barat.
Sebagai quality control, kemampuan Jani tak diragukan lagi. Ia bisa menghentikan seluruh proses produksi hanya karena menemukan sekelompok daun teh yang kurang lama dijemur, atau belum layak dipetik.

Dari urusan aroma hingga (yang terutama) lidah, Jani bisa membedakan beragam teh.

Dan, ternyata, aneka jenis teh yang ada selama ini, seperti teh putih, teh hijau, atau teh-teh lainnya berasal dari satu daun yang sama.

“Yang membedakan ada pada proses dan waktu memetiknya,” ujar Jani.

Teh putih misalnya, menjadi teh paling mahal dan paling berkualitas dari semua jenis teh yang ada. Untuk mendapatkannya, pucuk teh harus dipetik sebelum matahari terbit.

“Orang yang sudah jago saja, paling hanya sanggup memetik hingga satu kilo per sesi,” terang Jani.

Atau teh hijau yang tidak mengalami proses oksidasi secara berlama-lama. Ini membuat teh hijau memiliki anti-oksidan tinggi.

Dari semua jenis dan kualitas teh yang diproduksi di sini, sayangnya Indonesia hanya mengonsumsi teh dengan kualitas nomor 3, atau hasil penyaringan kelima.

KOMPAS.COM/JONATHAN ADRIAN Seorang pengunjung berfoto di dengan latar pohon teh sejauh mata memandang di Kebun Teh Malabar, Pangalengan, Jawa Barat.
“Kita memang punya kebun teh terbesar ketiga di dunia, tapi budaya minum teh kita sangat kecil,” tambah Jani.

Sedangkan kualitas terbaik banyak dipesan oleh Eropa, sementara kualitas kedua banyak diambil negara-negara Asia seperti Jepang dan Thailand.

Pabrik teh Malabar terletak di Perkebunan Teh Malabar, Pangalengan, Jawa Barat. Kira-kira 2 jam dari Kota Bandung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com