Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merawat Gerabah Klipoh Warisan Leluhur Borobudur

Kompas.com - 05/11/2016, 07:28 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Berwisata ke Candi Borobudur tidak lengkap jika tidak mampir ke kampung gerabah Klipoh atau Nglipoh yang letaknya sekitar empat kilometer barat daya candi Buddha itu.

Kampung ini menawarkan pengalaman menarik bagi wisatawan yang ingin mencoba membuat sendiri kerajinan dari tanah liat (lempung) atau gerabah. Kampung ini memang sudah lama dikenal sebagai sentra kerajinan gerabah. Sebagian besar penduduknya adalah perajin gerabah.

Ratusan jenis gerabah dihasilkan oleh penduduk Klipoh yang kemudian dipasarkan ke luar daerah.

(BACA: Cara Menuju Sentra Industri Gerabah Dusun Klepoh)

Adalah Supoyo, salah satu perajin gerabah Klipoh. Sejak puluhan tahun lalu Supoyo akrab dengan seni kerajinan tanah liat yang diwariskan oleh orang tuanya. Konon usia munculnya kerajinan gerabah Klipoh sama dengan usia Candi Borobudur yang diduga dibangun pada abad ke-9 itu.

Supoyo pun bisa membuat kerajinan gerabah tanpa harus belajar formal. Sebab, sejak kecil ia terbiasa melihat orang tua dan warga di lingkungan sekitarnya yang membuat kerajinan itu.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Perajin gerabah di Kampung Klipoh, Desa Karang Anyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Saroyah (43), Rabu (24/2/2016), sedang membuat gerabah di halaman rumah miliknya. Membuat gerabah adalah mata pencaharian yang ia lakukan setiap hari.
"Sejak kecil saya sudah biasa membuat gerabah, tapi dulu belum berpikir untuk fokus jadi perajin, saya jadi buruh serabutan dulu. Sekitar tahun 2004 saya mulai terjun ke dunia gerabah sampai sekarang," kata Supoyo, Jumat (4/11/2016).

(BACA: Mau Buat Gerabah seperti Demi Moore di Film"The Ghost"? Datang ke Sini...)

Supoyo yang kini dipercaya menjadi Ketua Perajin Bina Karya Dusun Klipoh itu mengatakan dari sekitar 270 kepala keluarga (KK), 80 persen di antaranya berprofesi sebagai perajin gerabah.

Setidaknya 70 jenis gerabah telah dihasilkan, mulai dari asbak, tempat lilin, kendi, mangkok, cangkir, pot bunga sampai miniatur patung Buddha dan Candi Borobudur.

"Selama ini pemasaran sebagian besar ke daerah sekitar Kabupaten Magelang. Namun ada juga yang sudah sampai ke luar daerah dan mancanegara," kata Supoyo.

Harga kerajinan gerabah Klipoh bervariasi tergantung ukuran dan kerumitan pembuatannya. Harga yang termurah Rp 1.000 sampai yang termahal Rp 1,5 juta per buah.

KOMPAS.COM/WAHYU ADITYO PRODJO Hasil-hasil kerajinan gerabah di Kampung Klipoh, Desa Karang Anyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (24/2/2016).
Proses pembuatan gerabah membutuhkan waktu yang tidak singkat. Dimulai dengan pemilihan bahan tanah liat, pembentukan, pengeringan, pembakaran, pewarnaan dan finishing.

Supoyo biasa menggunakan bahan tanah liat lokal yang memiliki ciri khas tanah Borobudur. Namun ia juga mencoba mengombinasikan bahan tanah liat luar daerah, seperti dari Sukabumi, Jawa Barat.

"Biasanya kami membeli tanah liat dari pemilik lahan di sekitar Borobudur, harganya Rp 500 per kilogram. Kalau tanah liat dari Sukabumi bisa mencapai Rp 17.000 per kilogram," urainya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com