Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Ujung Tombak Pariwisata, Pramuwisata Harus Bersertifikasi

Hal itulah yang melatarbelakangi Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah untuk memberi pelatihan kepada para pemandu wisata (guide) di Jawa Tengah. Mereka dibekali berbagai materi tentang kepariwisataan dari para pakar.

"Mereka selalu bertemu dan bertatap muka dengan wisatawan, baik dan buruk kepariwisataan ada di tangan mereka. Mereka salah satu ujung tombak pariwisata. Makanya mereka perlu diberi pembekalan dan pelatihan untuk meningkatkan skill," kata Trenggono, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Parekraf, Disporapar Provinsi Jawa Tengah, Kamis (27/7/2017).

(BACA: Petugas Kebersihan Rumah Bupati Banyuwangi Dilatih Jadi Pemandu Wisata)

Trenggono mengatakan pelatihan diikuti oleh 210 pemandu wisata dan pengelola obyek wisata dari seluruh Jawa Tengah di Hotel Artos, Kabupaten Magelang, Rabu (26/7/2017). Mereka juga dibekali materi bagaimana menjadi memperkenalkan obyek wisata kepada masyarakat.

"Mereka harus mampu ber-story telling. Misalnya, tidak sekadar bercerita tentang Candi Borobudur tapi bisa menyampaikan nilai edukasi, arsitektur, filosofinya. Itu tugas pramuwisata," katanya.

(BACA: Mengapa Jumlah Wisman di Candi Borobudur Kalah Jauh dengan Angkor Wat?)

Hal ini sejalan dengan tren masyarakat saat ini yang ketika berlibur tidak sekadar ingin bersenang-senang namun juga mendapat ilmu dan pengalaman tertentu.

Adapun pakar yang dihadirkan antara lain dari Asisten Deputi Pengembangan SDM Kepariwisataan Kemenpar Baguslan Harahap, Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Parekraf Disporapar Provinsi Jawa Tengah Trenggono, dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

"Semua pemandu wisata di Jawa Tengah harus mengikuti sertifikasi. Dengan begitu, mereka benar-benar kompeten dan profesional dalam melayani tamunya," katanya.

Trenggono menyebut, pihaknya menargetkan 750 pramuwisata di Jawa Tengah telah bersertifikasi pada 2019. Sejauh ini sudah terealisasi sebanyak 725 orang. Dengan demikian masih ada 25 orang yang belum mengantongi sertifikat.

"Kami optimistis akan memenuhi target tersebut. Bahkan sebelum tahun 2019, target itu akan terpenuhi. Saat ini saja, yang antre ingin mengikuti sertifikasi itu sudah ratusan," kata Trenggono.

https://travel.kompas.com/read/2017/07/28/082700627/jadi-ujung-tombak-pariwisata-pramuwisata-harus-bersertifikasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke