Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tim Pendaki Impala UB Aklimatisasi di Kaki Elbrus, Rabu Siap "Summit Attack"

Selama sehari ini, tim melakukan istirahat sembari menunggu laporan cuaca.  Jika kondisi cuaca baik, pada Rabu 16 Agustus 2017, tim akan melakukan summit attack. Jalur yang dipilih adalah Garabashi (Barrel Hut) ke puncak. 

Tiga pendaki yang tergabung dalam BRI-Brawijaya Elbrus Expedition 2017 antara lain dua mahasiswa bernama Gede Krisna Adiwiradarma dan Ahmad Sholahudin Yazid, didampingi manajer tim Endah Purwaningtyas Hadipranoto tengah berencana mengibarkan sang saka Merah Putih.

Dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, misi pendakian kali ini tidak lain untuk mengharumkan nama bangsa tepat pada HUT Republik Indonesia ke-72, sekaligus mengejar target kedua dari program tujuh puncak benua.  

Pada Minggu lalu dengan kondisi cuaca yang bersahabat, tim menjalankan penyesuaian tubuh dan berlatih pendakian salju mengambil rute Barrel Hut (3.800 mdl) ke Priut Hut (4.050 mdpl) dan kembali ke Barrel Hut.

“Enggak terlalu dingin. Suhunya masih mirip dengan di Pujon (Kabupaten Malang),” ujar Endah, manajer tim.

Pendakian gunung Elbrus ini merupakan target kedua, setelah sebelumnya IMPALA UB telah dua kali melakukan pendakian ke Cartenz Pyramid (4.884 mdpl). Pendakian ini sendiri merupakan bagian dari program panjang klub pencinta alam asal Malang bernama Brawijaya Orange 7 Summits.

Pendakian Elbrus seringkali dijadikan sebagai target pertama sejumlah pendaki dunia yang ingin mendapat julukan seven summiters. Elbrus dikenal memiliki cuaca yang tidak bersahabat.

Cuaca di Elbrus kerap kali berubah. Saat pagi yang semula terang benderang, namun cuaca bisa berubah di atas pukul 12.00 siang. Gunung ini sendiri memiliki dua puncak, masing-masing berketinggian 5.642 mdpl (pundak barat) dan 5.621 mdpl (puncak timur).

Ketiga pendaki ini telah lolos serangkaian tes fisik dan psikologi yang dilakukan sejak tujuh bulan silam. Berbagai metode pelatihan intensif dilakukan melalui metode dan program yang terukur serta disiapkan untuk pendakian gunung es dan salju.

Termasuk kesiapaan VO2Max dan psikis yang kerap menjadi halangan pendakian. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi telah dilaksanakan di laboratorium Faal dan Psikologi Universitas Brawijaya Malang.

Pada, 14 Agustus proses aklimatisasi dilanjutkan dengan rute yang berbeda. Kali ini ketinggiannya ditambah dengan target dari Barrel Hut menuju Pastukhov Rock (4.800 mdpl).

Perjalanan Barrel Hut ke Pasthukov dan sebaliknya menguji benar ketahanan fisik dan mental. Medan semakin menanjak dengan jarak perjalanan sejauh 3 kilometer. Untung saja, pelatihan selama di Indonesia cukup memberikan banyak manfaat menghadapi medan seperti ini.

Sesampainya di Barrel Hut, tiga pendaki masih tampak sangat bugar. Selasa (15 Agustus), agenda pendakian masih sesuai jadwal. Setelah melakukan aklimatisasi, tim akan turun ke Azau, Terskol. Azau merupakan titik awal pendakian yang sudah dilengkapi dengan beragam fasilitas.

Selama sehari, tim akan melakukan istirahat sembari menunggu laporan cuaca.  Jika kondisi cuaca baik, pada Rabu 16 Agustus 2017, tim akan melakukan summit attack. Jalur yang dipilih adalah Garabashi (Barrel Hut) ke puncak.

Pendakian akan dilakukan pada pukul 02.00 waktu setempat dengan target sampai di puncak tertinggi benua Eropa itu pada pukul 11.00. Diharapkan bendera Merah Putih akan berkibar di puncak Elbrus pada 16 Agustus 2017.

Namun jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, pendakian menuju puncak akan dilakukan pada 17 Agustus 2017. Bertepatan dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72.

https://travel.kompas.com/read/2017/08/15/205238427/tim-pendaki-impala-ub-aklimatisasi-di-kaki-elbrus-rabu-siap-summit-attack-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke