Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Komodo di Taman Nasional Stress Akibat Banyaknya Wisatawan?

JAKARTA, KOMPAS.com – Taman Nasional Komodo menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang datang ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Terutama ke daerah Manggarai Barat via Labuan Bajo.

Pada 2015, Manggarai Barat merupakan salah satu daerah di NTT yang paling tinggi jumlah wisatawannya. Total ada 71.681 wisatawan yang berkunjung ke sana, terdiri dari 34.274 wisatawan mancanegara dan 37.407 wisawatan domestik.

Meningkatnya kunjungan wisatawan ke TN Komodo sempat memicu kekhawatiran, karena disebut-sebut menjadikan komodo di kawasan tersebut mengalami stress. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Maurius Ardu Jelamu mengatakan khawatir dengan kondisi tersebut.

“Saya mendapatkan masukan dari wisatawan internasional, beberapa dari Singapura dan Eropa. Ketika mereka ke sana, mereka melihat pola pengaturan kunjungan agak kurang bagus. Karena begitu banyak orang yang masuk,” ujar Marius kepada KompasTravel saat dihubungi Senin (13/11/2017).

Marius menjelaskan bahwa komodo yang berada di taman nasional kondisinya sangat sensitif, sehingga jika terganggu dengan keberadaan manusia, akan merugikan binatang itu sendiri.

“Komodo kan bukan hanya milik Indonesia, tapi sudah milik dunia. Kita pun harus jaga kelestariannya. Makanya para wisatawan internasional itu memberi masukan agar diatur pola pengunjung agar tidak mengganggu komodo,” kata Marius.

Marius bercerita ada beberapa kejadian komodo melukai pengunjung. Padahal, lanjut Marius, sebelumnya binatang tersebut tidak berperilaku seperti itu. Maka dari itu perlu diketahui dan diteliti mengapa komodo berperilaku demikian. 

Jika sudah mendapatkan hasil penelitiannya, lanjut Marius, apabila memang Komodo sensitif dengan keberadaan manusia maka bisa diatur pola pengunjungnya.

“Bukan dibatasi, tapi diatur. Misalnya mulai dari jam kunjungan, kemudian ada jeda atau jam kosong (waktu bebas dari pengunjung). Sehingga tidak semua orang tumpah-ruah dalam jam yang sama,” kata Marius.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTT, Abed Frans mengatakan pernah mendengar soal adanya komodo yang mengalami stres akibat adanya kunjungan wisatawan.

“Dari teman-teman dan dari tamu begitu sih katanya. Tapi nggak semua. Nggak tahu juga stressnya dari mana. Kalau saya sih belum yakin juga kalau komodo itu ada yang stress. Padahal kita ditugaskan untuk menaikkan (jumlah) pengunjung,” kata Abed.

Ada kontradiksi antara kepentingan untuk menaikkan jumlah wisatawan dan keberlangsungan ekosistem itu sendiri. Namun, jika memang benar ada komodo yang mengalami stress, Abed menuturkan mungkin pengunjung setiap hari perlu dibatasi.

Data yang dihimpun KompasTravel dari Taman Nasional Komodo, terlihat ada peningkatan pengunjung di Taman Nasional Komodo mulai tahun 2010.

Adapun jumlah pengunjung tahun 2010 sekitar 44.672 pengunjung, dan meningkat hingga 2016 yakni 107.711 pengunjung. Sementara tercatat hingga bulan September 2017, jumlah pengunjung mencapai 98.305 orang.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

https://travel.kompas.com/read/2017/11/14/100600627/benarkah-komodo-di-taman-nasional-stress-akibat-banyaknya-wisatawan-

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke