Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mulai Langka, Sarapan dengan Serabi Sasak di Lombok

Bentuknya tak sempurna bulat, berukuran lingkaran yang kita bentuk dari ujung jempol dan ujung jari telunjuk tangan kita, berbahan tepung beras, dan dibakar di atas api kecil yang biru.

"Ini saya siapkan sejak jam 3 malam, menyiapkan semua bahan bahan jualan, ada nasi, bubur tapi yang utama serabi ini. Untuk serabi harus benar perhitungannya bahannya agar terasa enak dan lembut di mulut," kata Hj. Mahuri, Minggu (7/1/2018) sambil melayani para pembelinya yang terus berdatangan.

Mahuri adalah satu dari sejumlah pedagang serabi yang tersisa di Kota Mataram. Mahuri warga Karang Pule, Kecamatan Tanjung Karang Mataram, memilih menjajakan lapak kecil serabi sasaknya di lapangan Perumnas, Kota Mataram.

Pemandangan itu langsung dilihat Kompas.com saat ikut memburu serabi Mahuri. "Serabinya habis, coba saya tanya apa ada yang mau berbagi serabi. Ada ini!" jawab Mahuri tak mau mengecewakan pembelinya meskipun hanya seorang anak-anak.

Orang tua bocah penggemar serabi pun membujuk anaknya yang menangis tak kebagian serabi.

Parutan kelapa yang disebar di serabi dan lupis serta sentuhan kentalnya gula merah, membuat mata tak berkedip ingin segera pulang dan menikmati serabi bersama keluarga.

“Enak ya serabinya, gulanya enak, serabinya lembut, pingin lagi, pingin lagi terus serabinya,” kata Sultan yang menghabiskan sebungkus serabi.

Bukan hanya karena rasanya yang berbeda dengan serabi serabi lainnya yang pernah diburunya, tapi karena bahan bahan serabi Mahuri masih original dan tak mengunakan bahan pengawet termasuk pemanis buatan.

“Serabi ini yang paling dahsyat enaknya, bahan bahannya dari tepung beras, tidak dicampur dengan tepung terigu, lembut dan nyess gurihnya saat menyentuh lidah. Hmm... pokoknya enak apalagi dimakan lagi panas panas itu,” kata Tanti.

Tanti hampir tiap pagi mampir di serabi Mahuri, nongkrong di bawah pohon dan menikmati serabi bersama anak-anaknya.

Serabi Sasak Mahuri hanya ada di pagi. Warga Perumnas telah mengenalnya sejak 20 tahun lalu dan merasakan gurih dan sedapnya serabi Itu.

Penggemar lamanya bahkan masih menyodorkan lembaran Rp 2.000 karena rindu serabi buatannya. Berbekal senyum Mahuri melayani pembelinya dengan cinta.

******************

Mau merasakan liburan seru ke Pulau Bali? Kali ini liburannya gratis dan ke destinasi anti-mainstream! Selama empat hari tiga malam, seluruh biaya peserta sudah ditanggung. Termasuk tiket PP Jakarta-Bali, transportasi lokal, hotel, konsumsi, dan beragam aktivitas seru. Juga raih kesempatan memenangkan hadiah smartphone OPPO F5.

Caranya mudah, ikuti photo competition 'Unforgettable Journey'. Klik link ini.

https://travel.kompas.com/read/2018/01/08/082300127/mulai-langka-sarapan-dengan-serabi-sasak-di-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke