Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah John Lie, Pahlawan Indonesia Keturunan Tionghoa

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Museum Pustaka Peranakan Tionghoa memiliki berbagai koleksi buku maupun dokumen mengenai sejarah perjalanan Tionghoa di Indonesia.

Azmi Abubakar selaku pendiri museum ini menyebutkan salah satu koleksi yang paling bernilai bagi dirinya adalah dokumen dari pahlawan Indonesia keturunan Tionghoa, Laksamana Muda TNI (Purn) John Lie atau Jahja Daniel Dharma. 

"Banyak orang tidak tahu kalau ada pahlawan Indonesia dari etnis Tionghoa karena di buku pelajaran juga tidak disebut. Waktu itu pernah ada kunjungan sekolah ke sini, saya minta sebutkan pahlawan Tionghoa. Jangankan muridnya, gurunya saja tidak tahu!" kata Azmi saat ditemui di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, Selasa (13/3/2018).

Azmi menjelaskan John Lie memegang peranan penting saat Indonesia baru merdeka. Lie yang merupakan keturunan Tionghoa Manado itu ditugaskan menjadi penyeludup barang ekspor untuk membiayai kas negara.

"Awal kemerdekaan itu, Belanda masih mengklaim kalau Indonesia adalah negara jajahannya, Hindia Belanda. Maka tidak boleh ada kegiatan perdagangan (ekspor-impor) atas nama Indonesia. Semua harus izin dari Belanda," cerita Azmi.

Hanya ada John Lie dan pasukannya yang tergabung dalam Angkatan Laut RI yang berani menyeludupkan barang ekspor seperti hasil bumi ke Singapura.

"Saking beraninya Lie ini sampai dijuluki pistol di tangan kanan, Alkitab di tangan kiri. Karena Lie ini religius, istrinya Margaretha itu pendeta," jelas Azmi.

Lie juga pernah disurati Duta Besar Indonesia untuk Singapura agar 'mengerem' kegiatan penyeludupannya karena kondisi yang tidak kondusif.

Dalam tugasnya Lie banyak menyeludupkan barang dari pantai Aceh, karena garis pantai Aceh yang panjang dan cenderung tidak dijaga ketat oleh Belanda.

Lie diberi surat oleh pemuka Aceh saat itu agar leluasa dalam menjalanankan tugas penyeludupan. Surat tersebut ditunjukkan oleh Azmi ke KompasTravel.

Begitu pula dengan surat asli lain berupa surat permintaan dokumentasi penyeludupan Lie dari Jendral Besar AH Nasution, surat dari rekan sejawat RE Martadinata, dan surat cinta Lie untuk istri.

Mengenai surat-surat asli dari John Lie tersebut. Azmi sebenarnya juga tak menyangka bisa mendapatkannya.

"John Lie dan istri ini tidak punya keturunan. Saat istrinya terakhir meninggal, rumah mereka di daerah Cipete itu dielelang," ujar Azmi. Kemudian ada kawan Azmi yang tahu kalau dirinya mengumpulkan buku dan dokumentasi Tionghoa.

"Ditelponlah saya, saya datang ke rumahnya sudah kosong. Isinya tinggal sampah-sampah. Surat-surat ini ditaruh di karung mau dibuang. Sampai sekarang saya juga masih tidak habis pikir bisa sampai ke saya," kenang Azmi.

Dokumentasi John Lie itu ia simpan rapih dalam file plastik dan menjadi koleksi beharga bagi Azmi untuk Museum Pustakan Peranakan Tionghoa.

"Oh iya, kamu tahu Radio Rimba Raya dari Aceh yang menyiarkan Indonesia masih ada itu? yang bawa alat pemancarnya itu ya si John Lie ini," kata Azmi.

https://travel.kompas.com/read/2018/03/15/153800827/kisah-john-lie-pahlawan-indonesia-keturunan-tionghoa

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke