Sasararan dari Crisis Center ini untuk memantau akses, amenitas, dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Lombok dan Bali.
“Pertama, kami turut prihatin dan berduka yang mendalam atas musibah bencana alam, gempa bumi susulan di NTB dan Bali,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).
Dari peristiwa tersebut, Arief juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu berdoa agar situasi dan kondisi di lapangan normal dan aman terkendali.
Ia juga menekankan akan terus memberikan informasi terkait segala situasi yang terjadi terkait akses, amenitas dan atraksi di destinasi Lombok dan Bali.
Selain itu, Arief juga memberikan apresiasi pada Genpi (Generasi Pesona Indonesia) dan netizen GenWi (Generasi Wonderful Indonesia) yang telah aktif menyebarluaskan informasi terkini dari Lombok dan Bali.
“Mudah-mudahan, itu semua akan membuat situasi semakin terang. Tidak banyak hoax, tidak menciptakan kepanikan, dan semua bisa melewati situasi ini dengan baik,” ujarnya.
Informasi BMKG gempa berpusat pada koordinat 8,37° LS dan 116,48° BT, dengan magnitudo 7,0 SR, di kedalaman 15 Km, berjarak 27 Km timur laut Lombok Utara.
Sebelumnya, BMKG menyatakan gempa Lombok memunculkan potensi tsunami terjadi di pantai Lombok Barat bagian utara dengan status waspada dan pantai Lombok Timur bagian Utara dengan status Waspada.
Namun, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyatakan peringatan tsunami telah berakhir pada Minggu malam.
https://travel.kompas.com/read/2018/08/06/114200827/kemenpar-aktifkan-tim-crisis-center