Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Merasakan Pesona Raja Lima, Piaynemo-nya Pulau Dewata...

BALI, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal Piaynemo, salah satu destinasi wisata unggulan di Raja Ampat, Papua Barat.

Pemandangan lautan biru yang dihiasi batuan karst tersebut kini dapat dinikmati dari atas tebing. Akses masuk yang telah dibangun membuat Piaynemo kian tersohor.

Namun pemandangan semacam ini ternyata tak hanya dapat dinikmati di Piaynemo. Wisata alam Raja Lima yang terletak di Pulau Nusa Penida Bali ternyata tak kalah cantiknya.

Kompas.com bersama Media Trip Pegipegi bertajuk "Jelajahi Indonesiamu" menyambangi Raja Lima pada Minggu (11/11/2018).

Untuk dapat mencapai ke sana, kami harus menyeberang dari Pelabuhan Sanur menuju Pelabuhan Banjar Nyuh, Pulau Nusa Penida. Lama menyeberang sekitar 30 menit saja dengan tarif Rp 75.000 sekali menyeberang.

Dari Pelabuhan Banjar Nyuh kami harus menempuh perjalanan sekitar satu jam lagi dengan motor atau mobil yang dapat disewa di sekitar pelabuhan.

Raja Lima berada di kawasan yang sama dengan wisata Pulau Seribu dan rumah pohon atau kerap disebut warga sekitar sebagai Molenteng.

Kami tiba di Raja Lima sekitar pukul 11.30 WITA. Harga tiket masuk menuju kawasan ini hanya Rp 5.000 per orangnya.

Panas matahari terasa sangat menyengat di kawasan yang berupa tebing batu nan gersang tersebut.

Tips dari kami, sebaiknya anda menggunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman saat akan berjalan menuju Raja Lima. Penggunaan tabir surya juga sangat disarankan untuk menghindari panas matahari yang sangat menyengat kulit.

Perjalanan kami siang itu cukup membuat lutut kami nyeri dan energi kami terkuras.

Namun beruntung, di sepanjang perjalanan kami dapat berhenti sejenak di sejumlah titik sambil menikmati pemandangan laut biru yang sangat menyegarkan mata.

Butuh waktu sekitar 20 menit bagi kami untuk sampai di spot paling baik untuk mengabadikan foto dengan latar batuan karst dan lautan biru layaknya Piaynemo di Raja Ampat.

Dari tebing itu, batuan-batuan karst berbentuk meruncing dapat terlihat dengan jelas. Yang menarik, ada sebuah patung khas Bali di tebing Raja Lima yang tentunya akan menambah cantik pemandangan.

Kekurangan dan kelebihan

Berbeda dengan Piaynemo di Raja Ampat, Raja Lima belum terlalu tertata.

Jika pagar pembatas tebing di Piaynemo dibuat dari bahan kayu yang sangat rapi, di Raja Lima pagar hanya terbuat dari batang-batang pohon yang hanya diikat di sejumlah sisinya.

Tangga-tangga batu menuju Raja Lima pun belum dilengkapi dengan pagar yang kuat. Oleh sebab itu, anda harus selalu berhati-hati jika melintasi anak tangga tersebut.

Ketersediaan toilet di tempat ini pun masih sangat terbatas.

Anda harus berjalan menuju puncak tebing atau berjalan sekitar rumah pohon untuk menemukan toilet dengan tarif Rp 5.000 hingga Rp 6.000, sedikit lebih mahal dari biaya masuk kawasan wisata.

Seorang penjaga toilet, Made mengatakan, air sangat sulit ditemukan di kawasan ini.

"Kami itu dapat air dengan menampung air hujan. Sudah 8 bulan ini kemarau, jadi air sangat terbatas. Makanya tarif toilet di sini cukup mahal," sebutnya ketika ditemui, Minggu.

Namun di balik berbagai kekurangannya, di Raja Lima telah tersedia cottage-cottage kayu untuk menginap dengan biaya sewa Rp 300.000 hingga Rp 400.000 per malamnya.

Tak hanya itu, dengan tarif masuk yang murah anda dapat menikmati pemandangan Raja Lima yang sangat begitu menawan.

Jadi tunggu apa lagi? Ayo berlibur ke Raja Lima!

https://travel.kompas.com/read/2018/11/18/141300927/merasakan-pesona-raja-lima-piaynemo-nya-pulau-dewata--

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke