Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meneguk Pagi di Puncak Kelimutu

Ketika melewati wilayah Moni, dalam rute aspal berkerikil ke kawasan Danau Kelimutu, saya bertemu banyak pengunjung yang barusan kembali dari sana. Mereka mungkin berangkat lebih pagi guna mengabadikan matahari terbit (sunrise). Dalam hati, saya juga bergumam semoga bisa mendapatkan sunrise di puncak Kelimutu.

Saya juga berjumpa orang-orang pedesaan dengan aktivitasnya yang khas. Menjemur beberapa komoditi lokal di halaman rumah, bergotong-royong menggarap sawah juga menggembalakan hewan piaraan.

Saya kemudian membayar biaya retribusi sebesar Rp 10.000 untuk bisa masuk ke lokasi yang sebenarnya adalah sisa letusan gunung vulkanik itu. Di halaman parkir, seorang pria berewokan dengan topi cowboy yang mulai usang menyapa saya.

Namanya bapak Markus, seorang pemandu wisata di Kelimutu. Dia bertugas bersama ke delapan rekannya yang lain. Biasanya, mereka akan memandu para wisatawan asing yang baru pertama kali menginjakkan kaki di sana.

Dari arah lokasi parkir, saya “naik” sendirian menuju lokasi danau. Melewati jalan setapak yang telah disiapkan. Pohon-pohon cemara rimbun berdiri tegak menjulang. Tumbuhan-tumbuhan hijau kecil menganak-pinak di sisi kiri dan kanan jalan.

Bila Anda beruntung, kera-kera akan datang menghampiri dan Anda bisa saja mengajak mereka berswafoto bersama.

Tapi seturut petuah dari bapak Markus, para pengunjung semestinya berhati-hati dan tidak usah mengeluarkan jenis makanan apa pun. “Hewan-hewan itu bisa menyerangmu dengan liar,” ujar beliau mengingatkan saya.

Sejatinya, masyarakat Lio umumnya percaya bahwa Kelimutu merupakan tempat peristirahatan terakhir para arwah, ruang di mana semua jiwa kembali setelah perjalanan hidup berakhir.

Saya bersyukur sebab bisa dengan mudah menemukan informasi semacam itu di tugu-tugu kecil yang terletak di sekitar danau.

Sehingga sangat disayangkan apabila orang ke Kelimutu dan langsung melihat danaunya dengan berbagai atraksi riang meriah tanpa melihat sajian informasi yang telah disiapkan.

Dari danau pertama Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, saya menyusuri tangga-tangga untuk melihat danau kedua.

Terik matahari yang menyengat juga bau belerang yang menjalar kuat semakin membakar semangat saya. Meski harus diakui, jarak untuk sampai ke tugu puncak Kelimutu memang lumayan jauh.

Danau kedua Tiwu Ata Polo, berwarna biru muda. Sedikit pudar dan agak kehijau-hijauan. Tidak seperti danau pertama yang berwarna hijau muda cerah.

Tiwu Ata Polo diyakini sebagai lokus jiwa-jiwa orang yang selama hidupnya melakukan kejahatan. Sementara Tiwu Nuwa Muri Koo Fai merujuk pada para arwah kaum muda-mudi.

Saya berdiri sejenak. Menyaksikan panorama yang luar biasa itu. Berpuluh-puluh tangga masih berdiri menjulang. Puncak Kelimutu menanti. Toh saya masih punya cukup tenaga untuk mengayunkan langkah ke sana.

Tidak seperti kedua danau lain yang letaknya bersebelahan, danau ketiga ini bernama Tiwu Ata Mbupu. Warnanya hijau kegelapan dan merupakan tempat bersemayamnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.

Dari atas puncak berketinggian sekitar 5.337 kaki ini, ketiga danau tampak lebih luas dan jelas. Beberapa pengunjung ramai di sekitar tugu puncak. Mulai dari wisatawan domestik hingga mancanegara. Mereka berfoto-foto, bercerita lepas ataupun sekadar duduk-duduk beristirahat melepas lelah.

Saya melihat tiga orang ibu duduk menjajakan dagangannya. Saya menghampiri mama Koltide dan memesan segelas kopi.

Kata beliau, kopi itu adalah kopi asli Kelimutu. Harganya Rp 10.000. Tentu ini harus dimaklumi, sebab mama Koltide dan teman-temannya harus berjalan kaki empat kilometer setiap hari dari rumah mereka agar bisa mengais rezeki di sini.

Mama Koltide bersama ketiga puluh satu pedagang lainnya yang beroperasi di Taman Nasional Kelimutu merupakan masyarakat asli desa Pome Kelimutu. Juga bapak Markus dan rekan-rekan pemandu wisata lainnya. Mereka semua berada dalam kendali balai Taman Nasional Kelimutu.

Dari bawah, rombongan anak-anak sekolah kelihatan penuh semangat menyusuri anak tangga. Hari rupanya beranjak siang. Saya pun memutuskan untuk pulang dan melanjutkan perjalanan ke Maumere, Kabupaten Sikka.

https://travel.kompas.com/read/2019/01/21/071000827/meneguk-pagi-di-puncak-kelimutu

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke