Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kaki-kaki Telanjang Penjaja Madu Baduy di Jakarta

"Hari ini belum ada penglaris," ujarnya dengan suara pelan.

Acapkali ucapannya terpaksa ia ulang, sementara saya mendekatkan telinga ke arah wajahnya. Ditambah lagi, ketika berbicara, ia sering enggan menautkan pandangannya ke mata saya. Orang-orang Kanekes memang dikenal agak pemalu ketika bertemu dengan orang asing.

Di pundak Herman tercangkol dua buah tas tradisional kampungnya yang sekilas mirip dengan noken papua. Salah satu tas itu berisikan botol-botol beling berisi madu odeng alias madu asli Baduy.

Herman mengaku baru tiba di Jakarta pada hari itu, Senin (11/2/2019). Tujuannya tidak lain tidak bukan menjajakan madu kampungnya yang termasyhur itu. Total, ia menggendong 15 botol madu. Satu botol madu ia banderol kurang lebih Rp 100.000 dan terbuka bagi negosiasi.

"Biasanya laku (dalam) tiga hari," ucapnya, disusul dengan pernyataan bahwa ia sudah beberapa kali menggelandang di Jakarta untuk berjualan madu. Beberapa kali pula ia sambangi Bogor untuk tujuan yang sama. Ia cukup familiar dengan nama-nama seperti Cikini, Menteng, dan Sudirman. 

Senja itu, Herman tengah menunggu kereta rel listrik (KRL) tujuan Bogor, setelah menumpang KRL dari Stasiun Rangkasbitung, Banten, stasiun terdekat dari kampung Herman di Cijahe, yang bakal memboyongnya melihat-lihat kehidupan kiwari di Jakarta.

Stasiun Sudirman menjadi persinggahan untuk malam ini, katanya dengan logat Sunda yang kental, "Di sana juga sudah ada teman, ada dua orang."

Tak seperti imaji kebanyakan orang terhadap Suku Baduy, Herman selalu membawa ponsel ke mana-mana. Ia perlu tahu di mana lokasi rekan sekampungnya berada di keramaian Ibu Kota.

Nanti, setibanya di Sudirman, ia dan dua orang temannya telah berbekal langganan tempat makan yang merangkap lapik bermalam bermodal kemurahhatian pemiliknya. Kalau sedang tak jodoh, mereka akan meminta izin untuk tidur di pos satpam mana pun.

Baduy Asli

Sejak awal mengekor Herman di sepanjang peron, saya punya perasaan kuat jika dirinya merupakan orang asli Kanekes. Ciri-ciri fisiknya tidak akan menipu, khususnya bentuk telapak kakinya yang tampak kukuh dengan jari-jemari berukuran besar yang agak renggang melebar.


Kontur telapak kaki sejenis pernah saya temui pula di Pegunungan Arfak, Papua Barat, yang sejumlah penduduknya masih gemar berjalan telanjang kaki. Idem dengan Herman yang senja itu pun menjejak peron stasiun yang becek akibat hujan dengan kaki telanjang.

"Ke mana-mana, kami tetap begini, ikut kebiasaan adat," tutur Herman yang sehari-hari mengerjakan ladang padi di kampungnya.

Dalam perbincangan kami yang tak begitu lama, Herman mengaku tahu soal keberadaan penjual madu di Jakarta yang menyamar sebagai orang Kanekes. Namun, satu hal yang cukup sukar ditiru ialah gelang yang melingkar di pergelangan tangannya.

Masih tetap bersuara pelan, ia berujar, "Beda sama ikat kepala, kalau gelang ini tak dijual ke orang asing. Ini turun-temurun dari orang tua."

Kami berdua turun di Stasiun Sudirman. Kali ini langkah Herman cukup gesit, usai pamit dengan malu-malu. Seperti kebanyakan orang Kanekes di kampungnya yang bersembunyi ketika dihampiri orang asing, mungkin begitu pula Herman.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/13/091000127/kaki-kaki-telanjang-penjaja-madu-baduy-di-jakarta

Terkini Lainnya

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke