Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tradisi Kupatan ala Warga Pekauman yang Tak Lekang oleh Waktu

Kebanyakan warga Gresik pun biasa memperingatinya dengan makan bersama sajian ketupat, baik di serambi masjid, mushala, maupun balai desa setempat.

Namun sedikit berbeda dengan tradisi kupatan yang dirayakan oleh warga Pekauman, kelurahan yang berada di kawasan Gresik kota. Tepatnya kelurahan yang berada di belakang Masjid Jami Gresik atau sebelah barat alun-alun Kabupaten Gresik.

Lantaran biasanya di banyak wilayah Gresik, kupatan dirayakan pada malam hari sebelum hari H (H-1) atau pada pagi hari saat hari H, maka warga Pekauman merayakan tradisi kupatan pada saat malam hari H, saat warga di Kabupaten Gresik yang lain sudah mulai kembali menjalani aktivitas pekerjaannya masing-masing.

Tampak warga sekitar maupun warga dari luar, datang berkunjung ke Pekauman untuk unjung-unjung atau bersilaturrahmi yang membuat daerah Pekauman terlihat lebih ramai dibanding dengan daerah lain di sekitarnya. Karena memang yang merayakan kupatan pada malam hari H, hanya di daerah Pekauman saja.

"Setahu saya, budaya minta maaf dengan unjung-unjung di Pekauman itu ya memang hari ini, tidak seperti di daerah lain yang unjung-unjung ke rumah sanak famili maupun tetangga usai shalat Idul Fitri," katanya.

"Biasanya selesai shalat Idul Fitri ya nggak ada apa-apa, baru sekarang unjung-unjungnya. Karena biasa setelah shalat, kami semua balik ke rumah masing-masing dan kemudian melaksanakan puasa sunnah Syawal selama enam hari, baru setelahnya unjung-unjung di momen kupatan dan itu sudah menjadi tradisi di sini," ucap dia.

Lantaran bersamaan dengan agenda kupatan, setiap keluarga yang ada di Kelurahan Pekauman biasa menyambut tamu yang datang berkunjung dengan sajian berupa ketupat sayur serta lepet, untuk menemani jajanan hari raya yang telah disiapkan.

"Selain ketupat sayur dan lepet, menu sajian khas dan wajib itu adalah obos, seperti kebab yang lebih mantap saat dinikmati dengan kuah ketupat sayur. Obos ini juga seperti menu wajib, kan dulunya di sini juga banyak warga keturunan Arab juga," jelasnya.

Salah satu diantaranya adalah dengan membuat beberapa titik spot yang bisa digunakan oleh para pengunjung dari luar maupun warga Pekauman sendiri, untuk melakukan swafoto dalam rangka mengenang perayaan kupatan yang ada di Kelurahan Pekauman.

"Lumayan, banyak juga yang antusias untuk foto bersama keluarga atau teman-temanya di tempat yang disediakan. Padahal, konsepnya juga sederhana tapi banyak yang suka," tutur salah seorang warga Pekauman yang lain, Rizal.

Adapun budayawan Gresik yang juga merupakan Ketua Masyarakat Pencinta Sejarah dan Budaya Gresik (Mataseger), Kris Aji menjelaskan, kebiasaan puasa Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri yang dilaksanakan warga Pekauman awalnya diperkenalkan oleh ulama bernama Kiai Baka, yang masih keturunan Sunan Giri.

https://travel.kompas.com/read/2019/06/14/191200327/tradisi-kupatan-ala-warga-pekauman-yang-tak-lekang-oleh-waktu

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke