Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Ini Tradisi Syawalan Beberapa Daerah di Indonesia

Perbedaan ini membuat Indonesia menjadi negeri yang unik. Keragaman tradisi ini salah satunya adalah saat menyambut Bulan Syawal.

Berikut Kompas Travel merangkum beberapa tradisi unik di Bulan Syawal yang ada di beberapa daerah di Indonesia:

Grebeg Syawal Yogyakarta dimulai sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I sekitar tahun 1725. Grebeg Syawal ini menjadi symbol berpadunya budaya Jawa dan ajaran Islam di Yogyakarta.

Grebeg Syawal Yogyakarta diawali dengan iring-iringan prajurit Kraton Yogyakarta yang mengawal lima gunungan berisi aneka ragam hasil bumi.

Iring-iringan gunungan hasil bumi ini terpecah menuju tiga lokasi perayaan grebeg syawal yaitu di halaman Masjid Gede, Puro Pakualaman dan Kantor Kepatihan Yogyakarta.

Grebeg Syawal Keraton Solo digelar dengan membawa 2 gunungan berisi hasil bumi dan jajanan pasar seperti yang dilakukan pada Kamis (6/5/2019). Gunungan dibawa dari keraton menuju Masjid Agung Surakarta.

Kedua gunungan tersebut disebut gunungan jaler (laki-laki) dan setri (perempuan). Gunungan jaler dibawa ke Masjid Agung Surakarta, sedangkan gunungan setri dibawa ke Keraton Solo untuk diperebutkan.

Grebeg Syawal Keraton Solo merupakan simbol kehidupan manusia tak pernah lepas dari menyatunya laki-laki dan perempuan.

3. Tradisi Bancaan Kampung Singaraja

Warga Kampung Jawa di Singaraja, Bali, memiliki tradisi bancaan sebagai perayaan Idul Fitri. Tradisi bancaan atau makan bersama telah digelar sejak ratusan tahun lalu.

Dulunya tradisi ini menjadi perekat silahturahim antar-warga Kampung Jawa dan Kerajaan Buleleng. Bancaan dilakukan setelah Shalat Id selesai dilakukan.

Tradisi Bancaan merupakan simbol antar-umat beragama yang saling menghormati. Tradisi ini dilestarikan masyarakat sekitar sebagai warisan budaya.

Setiap tanggal 2 Syawal atau lebaran hari kedua, warga Desa Kemiren, Kecamatam Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jatim, menggelar ritual tolak bala bernama Barong Ider Bumi yang sudah dilakukan turun-turun sejak ratusan tahun lalu.

Pemilihan 2 Syawal lantaran dua merupakan simbol dari ciptaan Tuhan yang berpasang-pasangan, seperti laki-laki dan perempuan, ada siang ada malam, dan ada langit yang jumlahnya dua.

Ketika perayaan, masyarakat lokal mengarak figur mitologi Bali dan Jawa yang biasa dikenal dengan nama Barong, yang bertujuan untuk mengusir bencana atau menolak bala sehingga masyarakat bisa hidup aman.

Syawalan di Kaliwungu Kendal, dilakukan di makam salah satu penyebar agama Islam di Kendal, Kiai Asyari atau Kiai Guru.

Tradisi Syawalan digelar setahun sekali, tepatnya seminggu setelah lebaran.

Tujuan merayakan Syawalan di Kendal ini adalah mendoakan para ulama yang dulu telah menyebarkan agama Islam di wilayah Kendal.

Tradisi Terater ini merupakan lebaran ketupat yang dilakukan oleh masyarakat Madura. Tradisi tersebut setiap tanggal 7 syawal dengan perhitungan masyarakat Muslim selesai melaksanakan puasa syawal pada tanggal tersebut.

Sebelum disantap, menu berupa ketupat dan opor ayam atau ayam goreng terlebih dahulu dibawa ke imam masjid atau mushala setempat.

Setelah makanan terkumpul banyak, para warga yang biasa shalat berjamaah di masjid atau mushala berkumpul dan menggelar doa bersama. Setelahnya baru ketupat tersebut dibagi-bagikan.

Tradisi Terater terus dipelihara untuk mempererat tali persaudaraan antar-Muslim setelah selesai berpuasa Syawal selama enam hari. Ritual ini sekaligus sebagai tanda syukur kepada Tuhan karena diberikan kemampuan melanjutkan puasa selama enam hari setelah puasa wajib Ramadhan.

https://travel.kompas.com/read/2019/06/15/173800027/seperti-ini-tradisi-syawalan-beberapa-daerah-di-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke