Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Regenerasi Petani Memprihatinkan, Bango Munculkan Program Petani Muda

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini kita dengan tenang menyantap makanan nikmat yang tersaji. Jika ditelusuri, dari setiap komponen makanan yang tersaji di piring berasal dari orang-orang yang bekerja keras, salah satunya adalah petani.

Sayangnya, saat jumlah bahan pangan tak lagi memadai bersantap mungkin tak lagi tenang. Badan Pusat Statistik pada 2013 mengungkapkan bahwa 65 persen jumlah petani di Indonesia kini berusia 45 tahun ke atas dengan produktivitas relatif rendah.

Sementara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengungkapkan hanya sekitar empat persen anak muda usia 15-23 tahun yang tertarik bekerja jadi petani.

Fenomena enggan jadi petani ini terjadi di pedesaan. Banyak anak muda memilih pindah ke kota bekerja di sektor informal atau industri kecil menengah, sisanya memilih bekerja di sektor produksi. Pekerjaan di sektor produksi dipandang lebih potensial menjamin kesejahteraan mendatang dibanding menjadi petani oleh anak muda.

"Memang banyak yang beranggapan kalau merantau hasilnya lebih pasti, setiap bulan ada hasil. Kalau di sawah kadang panen kadang tidak, sering gagal panen, kena banjir, kena hama," kata petani asal Lendah, Kulon Progo, Yogyakarta, Mukidir (43) ditemui di acara peluncuran Program Petani Muda, Bango, Cerita Rasa, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Saat muda Mukidir bercerita ia lebih memilih bekerja di kota sebagai buruh pabrik. Hingga akhirnya ia terpanggil untuk pulang ke kampung halaman, mengolah tanah warisan orang tua dengan segala suka dan duka yang ia ceritakan.

"Akhirnya pulang, rela pulang," kata Mukidir.

Kini ia rajin membawa dua orang anaknya yang berusia empat dan 11 tahun ke sawah, sekedar memperkenalkan proses kerjanya sebagai petani. Mukidir sadar, harus ada yang meneruskan profesi petani. Sama seperti dirinya yang meneruskan profesi orang tuanya.

"Boleh anak saya jadi petani, tidak apa-apa. Kalau bukan mereka, siapa lagi yang meneruskan?" pungkas Mukidir.

Bango salah satu perusahaan swasta yang melihat kurangnya regenerasi di kalangan petani. Bekerja sama dengan The Learning Farm Indonesia, Bango meluncurkan Program Petani Muda.

"Prioritas Bango menjaga kelezatan untuk terus ada. Untuk merasakan kecap yang lezat erat hubungannya dengan petani. Bahan baku harus terus ada, untuk itu penting adanya regenerasi petani supaya tidak hilang dan menghasilkan bahan terbaik untuk makanan Indonesia lezat," jelas Senior Brand Manager Bango, Nando Kusmanto di acara peluncuran Program Petani Muda, Bango, Cerita Rasa, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Ada 25-40 orang anak muda yang akan diberi pelatihan intensif dari The Learning Farm Indonesia selama 100 hari. Sejauh ini, anak muda yang dipilih berasal dari mitra petani kedelai hitam Mallika di Jawa Tengah.

Nando mengatakan anak muda ini bukan cuma diberi pelatihan bertani secara umum, tetapi juga program pertanian berkelanjutan.

"Petani berkelanjutan memiliki prinsip proses bertani ramah lingkungan supaya memberi dampak seminimal mungkin dan menghasilkan produksi yang efisien, produktif, dan kompetitif," jelas Nando.

Executive Director The Learning Farm Indonesia, Nona Pooroes Utomo menjelaskan peserta Program Petani Muda akan mendapat 60 persen materi pertanian yang terbagi menjadi pengetahuan tanah, budidaya tanaman-perikanan dan ternak, pemupukan, pengendalian hama, dan analisa usaha tanam.

Sisa 40 persen lain berfokus pada mengempangan soft skill seperti manajemen waktu dan keuangan, wisarausaha, gaya hidup sehat, Bahasa Inggris, komputer, dan komunikasi.

"Belajar bertani bagi anak muda punya lebih banyak manfaat, khususnya untuk karakter mereka. Saat bertani anak muda akan belajar mengenai proses, kesabaran dan ketepatan dari apa yang mereka lakukan untuk menghasilkan panen yang berkualitas," jelas Nona.

Untuk mendukung Program Petani Muda, Bango juga meluncurkan kemasan khusus Cita Mallika. Kemasan khusus ini dirancang oleh desainer Didiet Maulana dan kisah inspiratif para petani dari Dewi Lestari. Setiap kemasan akan berikan pelatihan tani untuk pemuda Indonesia.

Program Petani Muda diharapkan dapat terus berlanjur setelah gelombang pertama berisi 25-40 orang anak muda.

"Jangan sungkan dan jangan pasrah, kita harus tetap maju dan berkomitmen. Lahan sudah mulai terkikis, kita harus terus meningkatkan hasil walau lahan sudah mulai habis," pesan petani mallika, Rusdiyanto dari Lendah, Kulon Progo pada para rekannya, petani yang tua maupun muda.

https://travel.kompas.com/read/2019/10/06/111717127/regenerasi-petani-memprihatinkan-bango-munculkan-program-petani-muda

Terkini Lainnya

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke