Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Senja Tenggelam di Monumen Kupiah Meukeutop Teuku Umar

Kutipan fenomenal dari Teuku Umar, pahlawan nasional asal Aceh Barat, Aceh itu terukir rapi di dinding berlapis marmer di Desa Pasie Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Jumat (15/11/2019).

Di situlah Monumen Kupiah Meukeutop Teuku Umar dibangun. Masyarakat lokal akrab menyebutnya Pasie Bate Puteh.

Ungkapan fenomenal itu ditulis dari buku karya Teuku Dadek, sejarawan lokal Aceh Barat. Saat itu, Teuku Umar dalam perjalanan dari Lhok Bubon, hendak menyerang Belanda di Meulaboh.

Sore itu, mendung menggelantung di kompleks monumen. Letak monumen persis di pinggir pantai. Di dinding monumen ditulis sejarah heroisme Teuku Umar melawan Belanda, diukir tinta keemasan.

Di tengah monumen, kupiah meukeutop (kopiah Aceh) —khas Teuku Umar—dibangun megah.
Sedangkan di depan monumen halaman lumayan luas.

Sore itu, sejumlah siswa SMAN 1 Meulaboh sedang berlatih menari di situ. Dipandu seorang guru. Mereka cetakan memainkan musik mengiringi tari.

Di depan monumen itu pula, pondok-pondok untuk wisatawan tersedia. Menjual aneka makanan dan minuman. Di depan pondok itu pantai membentang. Pasangan suami dan istri bersantai menikmati senja, menunggu matahari tenggelam.

“Setiap sore ramai yang berkunjung kemari. Buat membawa keluarga, menikmati senja dan makanan ringan,” kata Azizah, seorang warga Meulaboh, Aceh Barat. Sore itu dia bersama teman-teman kampusnya STAIN Tengku Dirundeng bersantai di lokasi itu.

Untuk menuju lokasi itu tidak sulit, dari Kota Meulaboh jaraknya sekitar 10 menit berkendara. Jika tidak membawa kendaraan, maka naiklah becak.

Di lokasi monumen inilah Teuku Umar syahid. Tewas dalam perjuangan melawan Belanda. Kisah kepahlawanan Teuku Umar tercatat dalam laman sejarah Indonesia. Hingga disematkan sebagai pahlawan nasional pada 6 November 1973 lewat keputusan presiden nomor 087/TK/1973.

Jalan dua jalur menuju monumen ini baru dibangun. Terlihat material masih sangat kasar dan berserakan. Di gerbang masuk terlihat ukiran pinto Aceh. Taman dibangun di tengah jalan, digunakan masyarakat untuk berlatih karate dan kegiatan olahraga lainnya.

Sore selalu jadi waktu paling ramai bagi warga dan wisatawan berkumpul di depan monumen.

“Namun ini hanya dibuka sampai senja saja. Setelah itu tutup,” kata Azizah.

Debur ombak pantai dengan matahari yang tenggelam menjadi pemandanagan yang indah di tugu penuh sejarah. Nah, jika Anda ke Meulaboh, rasanya belum lengkap, jika belum berfoto dan mengunjungi Monumen Kupiah Meukeutop.

https://travel.kompas.com/read/2019/11/23/180900127/senja-tenggelam-di-monumen-kupiah-meukeutop-teuku-umar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke