Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rasa Bakmi Gang Kelinci yang Bikin Kangen, Resep Sama sejak 1967

JAKARTA, KOMPAS.com — Sudah ada dan menetap di Gang Kelinci, Pasar Baru, Jakarta, sejak 1967, rasa dari Bakmi Gang Kelinci tidak berubah.

Nyonya Fatmawati, wanita berdarah Tionghoa, ialah sosok di balik rasa Bakmi Gang Kelinci yang otentik.

“Dulu nyonya jualan dibantu suaminya. Sampai sekarang resep bakminya masih sama. Ada racikan Nyonya Fatmawati-nya. Paling bumbu dia kayak kecap asin, minyak sayur,” papar Hesti, penanggung jawab dari Bakmi Gang Kelinci cabang pusat, Kamis (28/11/2019).

Makanan andalan dari restoran ini jelas bakmi ayamnya. Bahan yang digunakan oleh Bakmi Gang Kelinci semuanya diklaim tidak mengandung babi, dari minyak mi, komposisi dari bakmi hingga makanan pendamping bakminya.

Minyak mi bukan dari bawang putih atau ayam, melainkan minyak sayur.

Untuk topping bakmi ada ayam masak kecap, daging ayam yang rasanya manis dari kecap manis.

Lalu ayam rebus yang dibumbui garam dan lada sehingga rasanya sedikit asin. Rasa pedas ladanya tidak begitu menohok. Terdapat juga jamur kancing manis, lengkap dengan sayur sawi rebus yang masih segar sehingga ketika digigit masih renyah.

Kuahnya sendiri menggunakan kuah kaldu ayam, yang sudah diberi MSG, lada, dan daun bawang. Di dalam kuahnya terdapat tong cai (sawi yang dikeringkan hingga rasanya asam dan asin).

Ciri khas lain dari Bakmi Gang Kelinci adalah mi yang memiliki tekstur kecil-kecil dengan bumbu yang terasa gurih. 

Tekstur dari mi sedikit kenyal dan dimasak setangah matang maka teksturnya tidak begitu lembek. Terdapat daun bawang yang membuat minya memiliki cita rasa segar.

Rasa mi yang tidak begitu asin jika dicampur kuah rasanya akan pas dan membaur. Rasa asin dari kuah kaldu ayamnya sendiri cukup dominan.

Untuk menambah meriah cita rasa, bisa juga menambahkan makanan pendamping, seperti bakso, pangsit goreng, pangsit rebus, dan sui kiau pangsit dengan isi udang.

Pangsit goreng memiliki tekstur yang sangat renyah dengan isian daging ayam yang empuk. Rasa pangsit bertambah nikmat ketika dicocol dengan saus khusus pangsit.

Saus khusus pangsit terbuat dari tomat yang dihaluskan lalu diberi sedikit tepung maizena dan gula hingga rasanya pedas manis.

Bisa dibilang rasa ini yang berhasil membuat kangen para pelanggan Bakmi Gang Kelinci. 

"Saya sudah dari tahun 1985 sering makan di sini, dulu kerja di sekitar sini. Dari gadis itu saya tamat SMA. Berarti itu saya umur 20 tahun,” jelas Sari. 

Sari merupakan salah satu pelanggan asal Bali yang dulu tinggal di kawasan Jakarta Pusat.

“Saya pertama kami makan tahun 1985 ini sudah seperti ini, persis kayak gini dan tidak berubah bentuknya. Dari dulu sampai sekarang pun bakminya tetap sama,” sambungnya.

Untuk harga semangkuk Bakmi Gang Kelinci dihargai Rp 27.000. Makanan pendampingnya ada pangsit, bakso sapi, bakso ikan, dan lain-lain yang kisaran harganya ada di angka Rp 11.000 hingga Rp 16.000.

Bakmi Gang Kelinci juga terkenal menyajikan hidangan khas oriental lain, seperti aneka masakan cumi, cah kangkung, sapo tahu, gurame, kwetiauw, dan lain-lain dengan kisaran harga dari Rp 20.000 hingga Rp 80.000.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/03/110500427/rasa-bakmi-gang-kelinci-yang-bikin-kangen-resep-sama-sejak-1967

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke