Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catatan Panduan Pendakian Gunung Bismo via Silandak Bagian 2

WONOSOBO, KOMPAS.com - Dari Pos IV, perjalanan menuju puncak Gunung Bismo adalah sekitar satu jam. Jalur pendakian bukan lagi di kawasan hutan, tetapi semak.

Meski menanjak, kondisi jalan tidak seseram Tanjakan Ginuk-ginuk menjelang Pos IV. Akan tetapi, pendaki harus melalui punggungan bukit yang terbuka dengan jurang di sisi kanan-kiri.

Kondisi demikian membuat pendakian akan cukup membahayakan jika angin sedang berembus kencang. Pendaki bisa saja terempas embusan angin dan jatuh ke jurang.

Oleh karena itu, saat cuaca berangin atau badai pendaki dilarang untuk melanjutkan perjalanan sampai puncak Gunung Bismo karena membahayakan.

Namun saat cuaca cerah dan bagus, pemandangan indah seolah menjadi teman perjalanan yang mampu mengusir lelah seketika.

Jelajah puncak Gunung Bismo

Dari Puncak Hastinapura, perjalanan berlanjut ke arah utara melalui kawasan puncak punggungan Gunung Bismo yang memanjang. Meski cukup jauh, tidak ada tanjakan atau turunan terjal yang harus dilalui.

Kondisi jalur pendakian memang jelas. Akan tetapi, pendaki harus ekstra hati-hati karena jalan setapak yang tidak terlalu lebar, hanya sekitar satu meter.

Sementara itu, jurang yang dalam langsung menganga di samping jalur pendakian. Konsentrasi pun harus senantiasa dipertahankan.

Jangan sampai karena keindahan panorama yang tersaji membuat kedua mata tidak lagi memperhatikan jalan setapak.

Usai Puncak Hastinapura, pendaki akan melewati satu puncak sebelum akhirnya sampai di puncak Gunung Bismo sisi utara yang dekat dengan kawasan Dataran Tinggi Dieng.

Puncak-puncak itu ternyata bisa didaki melalui jalur pendakian lain Gunung Bismo, salah satunya via Pulosari.

Dataran Tinggi Dieng dari ketinggian

Titik tertinggi Gunung Bismo paling utara memiliki ketinggian 2.365 mdpl. Dari sana, pemandangan ke sisi utara, termasuk Dataran Tinggi Dieng terlihat jelas.

Pendaki bisa melihat Puncak Pangonan dan beberapa obyek wisata andalan di Dataran Tinggi Dieng seperti Kawah Sikidang, Telaga Warna, dan Telaga Cebong.

Tampak pula instalasi Geo Dipa Energi (energi panas bumi) dari ketinggian yang mengeluarkan asap

Hamparan luas ke arah barat juga sangat memanjakan mata. Mulai dari perkebunan yang terlihat seperti karpet, Gunung Rogojembangan di kejauhan, hingga Gunung Slamet dapat disaksikan jika cuaca cerah.

Sementara itu, sisi utara tidak hanya menyajikan pemandangan Gunung Sindoro dan Sumbing yang memesona.

Punggungan Gunung Bismo yang baru saja dilalui untuk mencapai puncak paling utara juga terlihat mengagumkan.

Meski demikian, hati dan kaki rasanya seolah berat untuk sekali lagi melalui punggungan yang panjang itu untuk kembali turun.

“Asyik Gunung Bismo ternyata. Enggak kalah sama Gunung Prau,” ujar Irawan sembari menikmati pemandangan indah dari ketinggian.

Perjalanan turun yang menyeramkan

Meski berat untuk kembali melalui punggungan Gunung Bismo yang panjang, perjalanan turun via jalur Silandak mau-tidak mau harus sekali lagi melewatinya.

Kondisi punggungan masih nyaman dilalui untuk turun. Kaki baru terasa mengerem mulai Puncak Hastinapura sampai Pos IV.

Di Pos IV, pendaki yang akan turun biasanya mem-packing kembali barang bawaannya seperti tenda, nesting, kompor, dan sampah untuk selanjutnya dibawa turun.

Barang bawaan pun kembali berat usai Pos IV. Belum cukup sampai di situ, pendaki masih harus melewati medan sulit, yakni Tanjakan Ginuk-ginuk yang kali ini menjadi turunan curam.

Pendaki pun harus ekstra hati-hati saat melaluinya. Curamnya turunan itu bahkan membuat kaki gemetar. Mereka yang takut bahkan sampai tidak berani berdiri dan menuruninya sambil duduk dan berpegangan tali.

Kehati-hatian memang harus diutamakan saat melewati Tanjakan Ginuk-ginuk itu. Jika sampai terjatuh, maka bisa sangat berisiko.

“Udah tasnya berat, jalurnya curam dan licin. Bikin gampang terpeleset,” ujar Irawan usai menuruni Tanjakan Ginuk-ginuk.

Perjalanan turun baru nyaman selepas Terowongan Mesra. Tak ada lagi turunan curam yang membuat kaki gemetar saat melaluinya.

Nantinya, pendaki bisa menggunakan jasa ojek jika ingin cepat sampai kembali di Basecamp pada 100 meter usai Pos I. Tarif ojek adalah Rp 10.000 untuk siang hari dan Rp 15.000 saat malam.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/28/063649127/catatan-panduan-pendakian-gunung-bismo-via-silandak-bagian-2

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke