Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebuah Kuil di Jepang Larang Turis Berkunjung, Ada Apa?

KOMPAS.com - Orang Jepang terkenal menjunjung tinggi etika di semua tempat, terlebih di tempat ibadah seperti kuil.

Akan tetapi, salah seorang pendeta di Prefektur Nagasaki mengatakan bahwa terdapat  wisatawan asing yang tidak sopan saat berkunjung ke kuil.

Hal tersebut menjadi masalah dan memancing pendeta mengunggah pengumuman melalui akun Twitter-nya.

Melansir Soranews24, Kepala Pendeta Kuil Watazumi mengumumkan bahwa dia akan melarang seluruh wisatawan untuk berkunjung ke kuilnya yang terletak di Pulau Tsushima.

Melalui unggahan Rabu (8/1/2020) lalu, ia mengatakan larangan tersebut didasarkan pada perlakuan buruk wisatawan asing asal Korea.

Sebab, mereka beberapa kali terlihat menggunakan bahasa yang tidak pantas dan sikap agresif para pemandu tur. Bahkan, mereka juga mengambil beberapa jimat yang ada di sana.

Terkait pemandu tur, ia mengatakan mereka biasa berdiri di depan haiden. Haiden merupakan sebuah aula pemujaan untuk sembahyang.

Oleh karena itu, ia seringkali memperingatkan para pemandu tur. Ia bahkan pernah memberi peringatan kepada setidaknya 40 pemandu tur.

Selain karena mereka berdiri di tempat sembahyang, para pemandu tur kerap kali menghabiskan waktu 10–20 menit untuk menjelaskan soal haiden.

Hal tersebut tentu membuat warga setempat yang ingin berdoa menjadi sulit karena jalan masuk mereka terhalang.

Lokasi Pulau Tsushima terletak tepat di antara Selat Korea dan Selat Tsushima. Pulau tersebut juga kurang lebih berada di antara daratan Jepang dan semenanjung Korea.

Maka dari itu, kuil ini menerima kunjungan yang banyak sekali dari wisatawan asal Korea, karena jarak yang cukup dekat.

Pendeta Kuil Watazumi mengatakan bahwa saat ini kuil sedang mengalami kenaikan jumlah wisatawan yang drastis. Hampir setiap hari terdapat 30–40 bus menurunkan wisatawan untuk berfoto di sana.

Meskipun larangan ditujukan pada seluruh wisatawan asing, tetapi pendeta tersebut lebih menujukan larangan pada wisatawan asal Korea.

Salah satunya adalah seorang Youtuber yang merekam para penjaga kuil dan orang-orangnya tanpa izin.

Tidak hanya gerah akan perilaku wisatawan asing, pendeta tersebut juga merasa cemas melihat mereka duduk di pinggir jalan kuil sembari makan.

Hal tersebut karena jalanan tempat mereka beristirahat terletak di belakang garis putih yang menandakan bahwa jalanan tersebut merupakan bagian dari kuil.

Terkait perilaku wisatawan Korea, banyak dari mereka juga melakukan vandalisme di sana. Salah satunya adalah dengan mengukir nama mereka di beberapa plakat ema.

Plakat ema merupakan sebuah plakat kayu yang digunakan oleh masyarakat beragama Buddha dan Shinto untuk menulis doa dan harapan.

“Biarkan saya menjelaskannya. Apabila kamu pikir ini adalah sebuah sikap kebencian atau pelanggaran hak asasi manusia (terkait pelarangan wisatawan asing ke kuil), tolong diskusikan secara langsung dengan saya. Kami tidak bisa mentolerir kehancuran tempat ibadah,” kata pendeta tersebut dalam unggahannya lainnya pada Kamis (9/1/2020) lalu.

Meski sudah ada larangan, akan tetapi wisatawan asing tetap berdatangan. Bahkan, beberapa pemandu tur terlihat bersikap agresif saat pendeta tersebut ingin berbicara dengan mereka.

Menilik ke sejarah panjang hubungan Jepang dan Korea, serta lokasi pulau yang berada di antara dua negara tersebut, Pulau Tsushima sudah menjadi sebuah perdebatan panjang selama beberapa dekade.

Berdasarkan hal itu, permasalahan antara pendeta kuil Watazumi dan wisatawan Korea mungkin tidak akan selesai dengan cepat.

https://travel.kompas.com/read/2020/01/17/090600727/sebuah-kuil-di-jepang-larang-turis-berkunjung-ada-apa-

Terkini Lainnya

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pecinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pecinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke