Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Banyuwangi dari Kerajaan Blambangan sampai Zaman Belanda

KOMPAS.com - Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki banyak tempat wisata, baik itu alam maupun budaya.

Banyuwangi sendiri memiliki sejarah panjang yang tak bisa terlepas dari Kerajaan Blambangan. Dilansir dari "Banyuwangi dalam Mozaik 2", yang disusun Komunitas Pecinta Sejarah Blambangan, Banyuwangi dulunya berada dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Blambangan.

Blambangan disebut sebagai kerajaan yang gterletak di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah ini awalnya tercatat sebagai salah satu provinsi di masa Kerajaan Majapahit.

Berdirinya Blambangan

Wilayah Blambangan merupakan hadiah yang diberikan Raden Wiajaya (raja pertama Majapahit) pada Aria Wiraraja karena telah membantunya mendirikan Majapahit.

Blambangan dulunya juga disebut sebagai Oosthoek yang berarti Semenanjung Timur.

Setelah Majapahi megalami keruntuhan pada abad ke-16, Blambangan disebut tetap berdiri sebagai Kerajaan Hindu di ujung timur Jawa.

Perang suci Sultan Agung

Pada abad ke-17, ideologi perang suci pecah di Blambangan. Serbuan Sultan Agung dari Mataram Islam berhasil meluluhlantakkan wilayah tersebut.

Kerajan Gelgel, Buleleng, dan Mengwi dari Bali dijadikan sebagai pelindung Daerah Blambangan.

Sementara itu di wilayah bagian barat kerajaan, berkembang dinasti baru di bawah kekuasaaan Tawang Alun. Perkembangan ini mencapai puncaknya di bawah kekuasaan Raja Tawang Alun II yang berhasil membebaskan Blambangan dari kekuasaan asing.

Sayangnya pada 1691 setelah Tawang Alun II wafat, terjadi pperebutan kekuasaan antara para pangeran. Akibatnya, Ibukota Blambangan diindahkan dari Macan Putih ke Wijenan.

Tak lama setelah perpindahan tersebut, ibukota kembali dipindahkan ke Lateng atau yang akrab disebut sebagai Rogjampi.

Pemindahan Ibu Kota Blambangan pada masa Belanda

Pemindahan Ibu Kota Blambangan tak berhenti di situ. Kerajaan ini terus mengalami perpindahan ibu kota, bahkan saat berada di bawah kekuasaan Belanda.

Belanda berhasil menguasai Blambangan pada tahun 1767. Setelah menuntaskan perlawanan dari asukan Agung Wilis, Belada memindahkan ibu kota ke Pampang. Perpindahan ini terjadi lantara Lateng yang saat itu menjadi ibu kota diserang wabah penyakit berbahaya.

Akibat wabah tersebut, banyak prajurit Belanda yang kehilangan nyawa. Ibu kota pun dipindah ke Pampang yang juga lebih dekat dengan pelabuhan.

Belanda kembali memindahkan ibu kota Blambangan ke Banyuwangi pada 1774. Pemindahan ini dilakukan setelah pasukan Belanda berhasil memenangkan Perang Puputan Bayu.

Perang hebat yang menjadi cikal-bakal Banyuwangi di ujung timur Jawa itu mencapai puncaknya pada 18 Desember 1771. Oleh sebab itu, perayaan hari jadi Banyuwangi diperingati pada 18 Desember setiap tahunnya.

Peninggalan sejarah Blambangan di Banyuwangi

Sejarah Kerajaan Blambangan sendiri hingga kini dapat dijumpai di beberapa tempat di Banyuwangi. Salah satu peninggalan adalah Tembok Rejo yang berupa sebuh tembok bekas benteng Kerajaan Blambangan.

Tembok ini terkubur di dalam tanah, di area persawahan Desa Tembokrejo. Panjang tembok ini mencapai 5 kilometer (km) dan terpendam di bawah permukaan tanah dengan kedalaman setengah hingga satu meter.

https://travel.kompas.com/read/2021/08/11/130100727/sejarah-banyuwangi-dari-kerajaan-blambangan-sampai-zaman-belanda

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke