YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), terbuka untuk investasi wisata edukasi yang selama ini belum digarap secara maksimal meski memiliki potensi yang besar.
"Kita telah mendiskusikan dan merumuskan bersama potensi pengembangan wisata edukasi berbasis komoditas jati, madu, dan bambu di Gunungkidul," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Gunungkidul Siti Isnaini Dekoningrum dalam keterangan tertulis, Kamis (18/11/2021).
Ia menambahkan, diskusi wisata edukasi ini merupakan hasil penelitian dari Kanoppi2, lembaga yang sudah melakukan penelitian bebebrapa tahun terakhir di Gunungkidul.
Rekomendasi dari hasil penelitian Kanoppi2 selaras dengan visi daerah bertajuk Sapta Karya yang terdiri dari beberapa visi.
Adapun, rekomendasi tersebut sesuai dengan visi keempat yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam membangun industri pariwisata berbasis potensi daerah.
"Kita sangat mendukung adanya wisata edukasi di Gunungkidul. Dan untuk mengembangkannya kita juga buka investasi kepada pihak-pihak untuk membuat wisata edukasi di Gunungkidul," ucap Siti.
Menurutnya, investasi tersebut berpeluang mendukung pengembangan pariwisata dan ekonomi kerakyatan berbasis hasil riset Kanoppi 2 di Kabupaten Gunungkidul.
Selain itu juga turut serta mewujudkan forum komunikasi yang dapat mengekplorasi peluang kerjasama.
"Menjadikan komoditas jati, madu, dan bambu sebagai bagian dari investasi pariwisata dan ekonomi kerakyatan bersama para pihak seperti swasta, perguruan tinggi, pemerintah di Kabupaten Gunungkidul," ucap Siti.
Kepala Bagian Perekonomian Bappeda Gunungkidul Nurudin Araniri mengapresiasi proyek penelitian Kanoppi2 yang mulai beraktivitas di enam lokasi kalurahan, yaitu Katongan, Kedungpoh, Semin, Pengkok, Bejiharjo, dan DAS Bribin.
"Pariwisata dan ekonomi kerakyatan adalah dua hal penting yang menjadi misi pembangunan kami menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera," kata Nurudin
Koordinator penelitian Kanoppi2 bernama Aulia Perdana mengatakan, pihaknya telah selesai melakukan penelitian.
Menurutnya, calon lokasi wisata edukasi di Gunungkidul berada di Desa Bejiharjo untuk jati, Desa Pengkok dan Desa Semin untuk bambu, dan Desa Katongan dan Kedungpoh untuk madu.
"Dari penelitian itu, kami juga memberikan rekomendasi yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan produksi dan pemasaran kayu dan hasil hutan bukan kayu," ujar Aulia.
Ia menerangkan, selama kurun waktu empat tahun pihaknya bekerja sama dengan petani-petani dengan fokus penelitian yang berbeda-beda.
Hal itu sesuai dengan potensi wilayah dan kesepakatan pilihan komoditas yang disampaikan oleh masyarakat sebelum penelitian dimulai.
"Selama penelitian kita gunakan pendekatan participatory action research (PAR). Karena PAR mendorong rasa kepemilikan petani pada proses penelitian, sehingga tumbuh keinginan untuk mengadopsi pelajaran yang mereka dapat dalam kegiatan dalam penelitian," kata dia.
https://travel.kompas.com/read/2021/11/18/153400227/gunungkidul-yogyakarta-terbuka-untuk-investasi-wisata-edukasi