Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Potensi Wisata Kapal Karam di Indonesia, dari Mandeh hingga Tidore

KOMPAS.com - Pemerintah terus mengembangkan wisata bahari di beberapa lokasi di Indonesia, termasuk salah satunya wisata selam kapal karam.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki beberapa lokasi wisata selam kapal karam yang cukup populer, salah satunya adalah di Desa Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali.

Pesona bawah laut Tulamben menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari tempat diving atau menyelam.

Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Miftahul Huda menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19, wisatawan yang datang ke Tulamben bisa mencapai lebih dari 2.000 orang per bulan.

"Tulamben, Karangasem sebelum ada pandemi, wisatawannya satu bulan bisa sampai 2.000-3.000 orang," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari 4 KKP, Jakarta Pusat, Jumat (17/12/2021).

Di luar 29 lokasi Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), sudah 17 lokasi yang diintervensi oleh KKP.

Pada 2022, rencananya KKP akan melakukan intevensi untuk potensi wisata kapal tenggelam di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan dan Tidore, Maluku Utara

Dua lokasi tersebut menjadi prioritas karena kapal yang tenggelam masih bisa dikelola dan kelompok masyarakat setempat memiliki kepedulian untuk mengelolanya.

"Daripada nanti dia rusak atau hilang. Kelompok masyarakat memang concern ke sana. Kalau sudah rusak, susah juga," ucapnya.

Contoh lokasi lainnya yang memiliki potensi wisata kapal karam untuk dikembangkan adalah di Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, di mana terdapat Kapal MV Boeloengan yang terdampar pada sekitar tahun 1946.

"(MV Boeloengan) kapal dagang Belanda yang kemudian kena bom dari pesawatnya Jepang dan itu jadi atraksi wisata," tambahnya.

Sementara lokasi potensi wisata kapal karam yang cukup dekat dari ibu kota adalah di Tengkolak, Kabupaten Karawang dan Selat Banten.

Di Selat Banten, misalnya, terdapat kapal HMAS Perth. Menurut pemberitaan Kompas.com, (01/03/2017), kapal milik Australia tersebut ditenggelamkan oleh Jepang di selat antara Pulau Jawa dan Sumatera pada 1 Maret 1942.

Menurut Huda, titik tenggelamnya HMAS Perth tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Pengembangan wisata selam kapal karam akan berkolaborasi dengan kelompok masyarakat sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi untuk masyarakat sekitar.

Di Mandeh, misalnya, pemerintah akan membantu memberikan pendampingan pada masyarakat setempat tentang bagaimana menjadi pengelola wisata yang baik serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk wisatawan menyelam.

Pemerintah juga memberikan pelatihan terkait, misalnya pelatihan sebagai dive master agar masyarakat setempat nantinya bisa mengajak dan menemani wisatawan menyelam di lokasi-lokasi wisata kapal tenggelam tersebut.

"Ini menggerakkan ekonomi masyarakat. Karena nanti selain tiket masuk, mereka (wisatawan) juga akan sewa kapal, fasilitas makan, sewa alat selam, dan sebagainya."

"Beberapa tempat bahkan sudah membuat guest house," tutur Huda.

Namun, tak semua lokasi kapal tenggelam bisa dijadikan atraksi wisata. Beberapa lokasi kapal karam ditetapkan sebagai kawasan konservasi maritim sebagai bentuk perlindungan terhadap kapal tersebut.

"Kalau ekosistemnya masih bagus, masih bisa kita jelajahi kapalnya, maka atraksi wisata adalah pilihannya."

"Jadi kalau masih menemukan kapalnya (tenggelam di perairan) dangkal dan daripada hilang, kita tetapkan jadi atraksi wisata. Biar masyarakat juga dapat keuntungannya," sambung Huda.

  • Yuk Ambil Kursus Selam Lewat Online, Selesai Pandemi Langsung ke Laut
  • Nyelam Saat New Normal, Wisatawan Bisa Tanya Disinfeksi Alat Selam

https://travel.kompas.com/read/2021/12/19/104428727/potensi-wisata-kapal-karam-di-indonesia-dari-mandeh-hingga-tidore

Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke