KOMPAS.com - Jepang punya perayaan khusus di hari Senin kedua setiap Januari, yakni Seijin no Hi atau Hari Kedewasaan.
Menurut The Culture Trip, liburan ini adalah tentang menyambut remaja negara itu menjadi dewasa dan merupakan ritual peralihan yang penting bagi semua anak muda Jepang.
Ritual ini bahkan sudah dijalankan sejak ratusan lalu. Mari ikuti lebih lanjut kisah tentang Hari Kedewasaan di Jepang.
Peserta Hari Kedewasaan di Jepang
Lalu, siapa saja yang mengikuti upacara Hari Kedewasaan di Jepang?
Ini terbuka untuk siapa saja. Menurut BBC, di Jepang, usia kedewasaan diatur sejak 1876. Namun, pada 2018 pemerintah memberlakukan undang-undang dan menurunkan usianya menjadi 18 tahun, yang mulai berlaku pada 2022.
Perubahan terbesar adalah bahwa pasangan Jepang tidak lagi memerlukan persetujuan orangtua untuk menikah.
Saat ini, pria berusia di atas 18 tahun dan wanita berusia 16 tahun ke atas boleh menikah, tetapi hanya dengan izin orangtua mereka.
Para wanita lebih suka mengenakan kimono atau furisode -kimono berlengan panjang, untuk wanita yang belum menikah.
Menurut BBC, biasanya kimono yang dikenakan memiliki warna-warna cerah dan cantik.
Sementara pria, biasanya lebih suka mengenakan pakaian formal ala Barat atau bahkan kimono pria tradisional dengan hakama.
Waktu dan tempat penyelenggaraan
Karena mereka yang hadir menggunakan pakaian dengan warna-warna terang, para fotografer kerap datang untuk mengabadikan gambar.
Mereka yang berpartisipasi dan keluarganya berkumpul sekitar pukul 11.30 untuk berfoto dan berpidato.
Biasanya, wali kota atau perwakilannya akan hadir untuk memberi ucapan selamat datang pada kehidupan dewasa dan mengingatkan mereka akan tanggung jawab yang diemban.
Di perkumpulan yang lebih besar, acara mungkin ikut diramaikan oleh sajian musik langsung.
Hari Kedewasaan telah menjadi hari libur umum dan upacara dilakukan di seluruh negeri, seperti di balai kota, kantor lingkungan, dan tempat penyelenggaraan acara pemerintahan lainnya.
Kota-kota besar akan menjadi tuan rumah. Di Tokyo, misalnya, upacara dilakukan di kantor Shinjuku dan Shibuya Ward, serta banyak diliput media.
Setelah acara, mereka yang hadir akan berfoto-foto, berdoa, saling mengucapkan selamat, dan bahkan pergi berpesta bersama teman-teman sebaya.
Tahun ini mayoritas diadakan online
Tahun ini, seperti dikutip Antara dari Kantor Berita Kyodo, Minggu (09/01/2022), kota-kota di Jepang sedang berjuang untuk menyelenggarakannya dengan aman setelah peningkatan gelombang kasus Covid-19 di negara tersebut.
Infeksi nasional mencapai angka tertinggi dalam empat bulan, mencapai 6.200 pada Jumat (07/01/2022), tiga hari sebelum penyelenggaraan Hari Kedewasaan pada 10 Januari.
Untuk itu, banyak penyelenggaraan Hari Kedewasaan yang dilakukan secara virtual atau dalam kelompok terpisah.
Di Okinawa dan sebagian perfektur Hiroshima dan Yamaguchi, misalnya, merupakan daerah yang paling terdampak penyebaran varian Omicron. Daerah tersebut ditempatkan di bawah keadaan darurat hingga akhir bulan ini dan banyak perayaan upacara tahunan dibatalkan atau ditunda.
Pesert Hari Kedewawasaan sendiri terus berkurang dari tahun ke tahun.
Diduga ini diakibatkan rasio kelahiran yang rendah. Namun, media-media Jepang juga menyoroti faktor lainnya, seperti harga pakaian formal yang mahal dan tidak mau masuk ke kedewasaan hanya karena angkanya.
https://travel.kompas.com/read/2022/01/09/161844827/mengenal-hari-kedewasan-di-jepang-dirayakan-setiap-januari