Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Satwa Endemik Indonesia, Bisa Ditemukan di Berbagai Wilayah

KOMPAS.com - Indonesia tak hanya memiliki kekayaan alam yang indah dan melimpah, tetapi juga keanekaragaman hayati yang beragam.

Termasuk di antaranya spesies satwa endemik yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, yang harus kita jaga agar terhindar dari kepunahan.

Setidaknya, ada 10 satwa endemik Indonesia yang dapat kita ketahui dan tersebar di berbagai wilayah di tanah air.

Berikut beberapa satwa endemik Indonesia yang perlu kamu ketahui, seperti dikutip Kompas.com dari situs Indonesia Travel yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan sejumlah sumber lainnya:

Eksotisme harimau Sumatera dikenal hingga ke seluruh dunia. Namun, jumlahnya yang kian berkurang juga diketahui secara luas.

Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dirilis Desember 2018, diperkirakan spesies harimau Sumatera di alam liar lebih kurang berjumlah 603 ekor, yang tersebar dalam 23 landskap di Sumatera.

Pada masing-masing landskap, jumlahnya bervariasi mulai dari satu hingga 185 ekor.

Untuk mencegah kepunahan harimau Sumatera, beberapa lokasi dijadikan tempat konservasi spesies ini, di antaranya Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Ekosistem Ulu Masen, Leuseur di Aceh, dan Sumatera Utara.

Populasi Badak Sumatera yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas, semakin terancam kepunahan.

Jumlahnya diperkirakan kurang dari 80 ekor dan penghuni hutan tropis ini hanya melahirkan satu anak setiap tiga atau empat tahun sekali.

Situs Yayasan Badak Indonesia (YBI) mencatat, populasi Badak Sumatera pada 1974 sempat berkisar antara 400-700 ekor, namun terus mengalami penyusutan yang drastis sejak era 1980 dan 1990 akibat perburuan.

Bahkan, Badak Sumatera sempat dinyatakan punah sejak akhir 2001 di Taman Nasional Kerinci Seblat.

Selain badak sumatera, badak jawa atau yang juga dikenal dengan sebutan badak sunda, juga termasuk dalam kategori satwa langka di Indonesia.

Di Indonesia, kita bisa menemui tiga spesies orangutan, yakni orangutan Sumatera (Pongo abelii), orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan rangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).

Meski sama-sama orangutan, namun ketiga spesies memilik ciri khas masing-masing. Orangutan Sumatera, misalnya, punya ciri khas berupa bulu coklat kemerahan dan kini berada pada posisi kritis punah.

Sementara orangutan Kalimantan identik dengan bentuk wajah yang besar dan pelipis seperti bantal. Populasinya juga kian menyusut dan terancam punah.

Sementara orangutan Tapanuli digolongkan sebagai "spesies baru". Orangutan yang ditemukan di Ekosistem Batang Toru ini kondisinya terbilang paling memprihatinkan karena statusnya sangat terancam punah.

Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta, populasi orangutan mengalami penurunan yang luar biasa selama satu abad terakhir.

Menurut WWF, dikutip dari sumber yang sama, populasinya satu abad lalu diperkirakan mencapai 230.000 ekor. Namun, saat ini populasinya di alam menyusut sekitar 50 persennya, menjadi hanya sekitar 104.700 ekor untuk orangutan Kalimantan, 14.613 ekor untuk orangutan Sumatera, dan 800 ekor untuk orangutan Tapanuli.

Spesies asal Kalimantan ini ternyata memiliki ukuran tubuh seperlima lebih kecil dari spesies gajah India. Itu pula yang membuat telinga gajah Kalimantan tampak lebih besar dari kebanyakan spesies gajah lain.

Bentuk gading gajah Kalimantan pun relatif lebih pendek dan lurus.

Dikutip dari Kompas, (09/04/2019), populasi gajah kalimantan hanya tersisa sedikit saja.

Di Indonesia, diperkirakan jumlahnya hanya 30 hingga 80 ekor. Dari jumlah tersebut, lima hingga 20 ekor di antaranya diperkirakan merupakan gajah jantan.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) pun telah menetapkan gajah Kalimantan ke dalam status spesies yang terancam punah.

Oleh masyarakat lokal Bali, burung ini disebut "curik". Ciri khasnya adalah warna putih di seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan sayapnya yang berwarna hitam.

Burung ini pernah diabadikan sebagai desain keping uang logam 200 Rupiah terbitan 2008.

Kita bisa menemukannya di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Data monitoring Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali (BKSDA Bali) Kementerian LHK pada 2015, populasi jalak bali yang dijumpai di 10 lokasi in situ yakni di Nusa Penida dan Nusa Lembongan hanya 10 ekor, lebih sedikit dari hasil pengamatan pada 2014 yakni 19 ekor.

Adapun monitoring di kawasan ex situ (lembaga konservasi dan penangkar), bervariasi di sejumlah lokasi. Di TNBB diperkirakan populasinya mencapai 153 ekor.

Di kawasan ex situ lainnya yang tersebar di seluruh Bali, jumlahnya bervariasi mulai dari nol hingga 72 ekor di masing-masing lokasi.

Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan habitat asli komodo. Kawasan tersebut ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 1991 silam.

Menurut penelitian, seperti dikutip dari situs Indonesia Travel, kadal terbesar di dunia ini merupakan salah satu hewan purba yang sudah hidup sejak empat juta tahun lalu.

Komodo termasuk hewan buas yang berbisa dan cukup berbahaya. Tak hanya karena memiliki tubuh yang besar, sekitar 2-3 meter, namun perilaku komodo juga cukup agresif.

Satwa ini punya air liur penuh bakteri yang berbahaya, sehingga disarankan bagi kita untuk tetap menjaga jarak dan mengamati komodo dari jarak jauh.

Burung khas Sulawesi Tengah ini bisa ditemukan di habitatnya di Taman Nasional Lore Lindu. Satwa endemik ini tak akan bisa ditemukan di tempat lain di dunia.

Burung dengan tinggi sekitar 55 cm ini memiliki ciri khas bulu warna hitam, dengan bulu bagian bawah berwarna merah muda keputihan.

Kulit di sekitar matanya berwarna kuning, sementara paruhnya berwarna jingga keabuan.

Burung maleo hanya bertelur sebutir pada setiap musim. Itu pula lah yang menjadi salah satu alasan mengapa satwa ini kian mendekati kepunahan.

Ada beberapa alasan lainnya yang menyebabkan kepunahan burung maleo.

Mengutip Eksplorasi Maleo: Burung Endemik Bone yang diterbitkan oleh Redaksi Trubus (2019), sebelum 2022, misalnya, masyarakat sekitar taman nasonal kerap berburu telur burung maleo untuk konsumsi sehari-hari.

Selain itu, menurut Kansul Ismet dari Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), sentra peneluran maleo, sebagian masyarakat juga menjadikan telur maleo sebagai mahar dalam perkawinan.

Belum lagi adanya beragam predator yang memangsa burung maleo dan membuat populasinya kian berkurang.

Tarsius kerdil atau tarsius gunung adalah spesies primata yang berasal dari Sulawesi Tengah.

Ukuran tubuhnya sangat mungil dengan bobot hanya sekitar 50 gram.

Bulu tarsius kerdil sangat lembut dan berwarna coklat keabuan atau coklat gelap.

Tarsius kerdil merupakan satwa nokturnal yang ternyata pernah dinyatakan punah pada awal 2000-an, karena tak pernah lagi terlihat wujudnya.

Namun, pada 2008 para peneliti kembali menemukan empat ekor tarsius kerdil di Gunung Rorekatimbu, Sulawesi Tengah. Sejak saat itu, status kepunahan dari hewan langka ini dihapus.

Satwa endemik dari Sulawesi Utara ini juga dikenal dengan nama lainnya, yakni "yaki".

Menurut Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), monyet hitam Sulawesi hanya bisa ditemukan di Sulawesi bagian utara dan beberapa pulau di sekitarnya.

Satwa ini kini sudah berstatus sebagai satwa yang dilindungi negara.

Monyet hitam Sulawesi dikenal dengan kepintarannya serta tubuh berbulu serba hitam, kepala berjambul, dan bokong warna merah muda.

Menurut situs Kebun Binatang Ragunan, monyet hitam Sulawesi hanya melahirkan satu ekor dengan jarak 13 bulan untuk setiap kelahiran.

Secara etimologi, kata "cenderawasih" berasal dari kata cendera, yang berarti dewa-dewi bulan dan wasih yang berarti utusan.

Warga lokal di timur Indonesia menganggap burung ini adalah reinkarnasi peri yang terbang di sekitar hutan Papua.

Di Indonesia, terdapat sekitar 30 spesies cendrawasih. Sebanyak 28 di antaranya bisa ditemukan di tanah Papua, seperti cendrawasih kuning kecil, cenderawasih botak, cenerawasih raja, dan cenderawasih merah.

Mengutip situs WWF, semua spesies cenderawasih berstatus dilindungi. Artinya, spesies ini tak boleh diburu, disakiti, dibunuh, dan diperdagangkan.

Meski menjadi ciri khas tanah Papua, sayangnya burung ini masih kerap menjadi target buruan dan perdagangan.

Burung cenderawasih banyak diperjualbelikan dan dijadikan suvenir, baik dalam bentuk hidup atau yang sudah mati namun diawetkan.

https://travel.kompas.com/read/2022/06/24/161411627/10-satwa-endemik-indonesia-bisa-ditemukan-di-berbagai-wilayah

Terkini Lainnya

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke