KOMPAS.com - Bicara mengenai masjid unik di jalur Pantai Utara (Pantura), maka Masjid Menara Kudus tidak boleh dilewatkan. Masjid yang berada di Desa Kauman, Kota Kudus ini merupakan destinasi wisata religi umat Islam.
Masjid ini memiliki nama lengkap yakni Masjid Al Aqsha Menara Kudus, namun lebih dikenal sebagai Masjid Menara Kudus. Hal ini tidak lepas dari bangunan menara ikonik Masjid Menara Kudus yang bentuknya menyerupai candi.
Berikut profil Masjid Menara Kudus seperti dihimpun oleh Kompas.com.
Menurut sejarah, Masjid Menara Kudus didirikan oleh Sunan Kudus atau yang memiliki nama asli Ja’far Shodiq, seperti dikutip dari Dunia Masjid Jakarta Islamic Centre.
Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia yang dibangun pada 1549, sehingga usianya mencapai 474 tahun.
Ada sebuah prasasti di atas mihrab Masjid Menara Kudus, seperti dilansir dari laman Menara Kudus. Informasi dalam prasasti itu menyebutkan, peringatan pendirian masjid yang diberi nama Masjid Al Aqsha.
Namun, masyarakat umum telah terbiasa menyebut Masjid Menara, sehingga menjadi Masjid Menara Kudus.
Masjid Menara Kudus mengalami beberapa kali perbaikan, antara lain pada 1918-1919 berupa renovasi masjid. Kemudian pada 1934, dilakukan perluasan serambi depan masjid.
Perbaikan selanjutnya pada 1960 untuk memperbaiki atap ruangan masjid. Selanjutnya, pada 1977-1980 dilakukan pemugaran oleh Sasana Budaya.
Keunikan arsitektur
Keunikan Masjid Menara Kudus adalah bangunan menara yang bentuknya menyerupai candi bercorak Hindu. Arsitektur menara tersebut memadukan budaya Islam dengan budaya Hindu, sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa.
Mengutip laman Menara Kudus, menara setinggi 17 meter tersebut disusun dari batu bata tanpa bahan perekat.
Bagian kaki menara menyerupai Candi Jago di Singosari, sedangkan tubuh hingga atap menyerupai Menara Kulkul di Bali. Sementara, puncak menara berupa ruangan mirip pendopo berlantaikan papan.
Saat ini menara masjid masih berfungsi sebagai tempat memukul bedug setiap datang waktu shalat. Berbeda dari candi yang umumnya menghadap ke arah gunung biasanya ke utara atau selatan, Menara Kudus sengaja dibangun menghadap barat atau kiblat.
Selain bangunan menara, bagian unik lainnya adalah pintu gerbang Masjid Menara Kudus juga didesain menyerupai candi belah atau Candi Bentar.
Meski secara umum bangunan Masjid Menara Kudus kental aroma Hindu, namun ornamen masjid sangat kental dengan unsur-unsur Arab dan Islam.
Masjid Menara Kudus memiliki sepuluh pintu yang terbagi di sebelah kanan dan kiri masjid. Sementara, jendela masjid berjumlah empat.
Masjid Menara Kudus memiliki delapan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati.
Di samping masjid, terdapat kolam yang berbentuk padasan atau bak air dari susunan bata merah. Saat ini, padasan tersebut berguna untuk tempat wudhu para jamaah.
Kompleks Masjid Menara Kudus terdiri dari masjid dan makam, salah satunya maka, Sunan Kudus, seperti dikutip dari laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah.
Secara garis besar kompleks Masjid Menara Kudus terbagi menjadi sebelas halaman yang dipisahkan oleh pagar dan pintu berbentuk paduraksa atau Candi Bentar.
Mengutip laman Menara Kudus, Makam Sunan Kudus berada di ruang makam utama yang dikelilingi makam-makam keluarga salah satu Wali Songo tersebut. Tempat peristirahatan terakhir Sunan Kudus itu, diberi atap tunggal bentuk limasan serta berada dalam bilik khusus yang dikelilingi tembok penutup berbentuk bujur sangkar.
Hingga saat ini, makam Sunan Kudus selalu ramai dikunjungi para peziarah. Adapun ziarah makam Sunan Kudus bisa dilakukan setiap hari, mulai pukul 05.00 sampai 22.00 WIB.
Wisata dekat Masjid Menara Kudus
Ada sejumlah tempat wisata dekat Masjid Menara Kudus yang bisa dikunjungi wisatawan antara lain Taman Oasis dan Museum Kretek.
Taman Oasis berjarak 5,2 kilometer (km) dari Masjid Menara Kudus dengan waktu tempuh sekitar 15 menit. Taman Oasis merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berada di sekitar pabrik rokok Djarum.
Lokasinya berada di Jalan Lingkar Utara Nomor 7, Bacin, Bae, Kudus.
Sementara itu, Museum Kretek berjarak sekitar 3,8 km, atau 11 menit berkendara. Lokasinya berada di Jalan Getas Pejaten, Jati, Kudus.
Museum Kretek memperkenalkan sejarah kretek dan proses produksi rokok kretek, mulai dari pembuatan secara manual sampai menggunakan teknologi modern. Museum Kretek merupakan satu-satunya museum rokok di Indonesia sehingga menarik untuk disambangi.
https://travel.kompas.com/read/2023/04/06/120100927/masjid-menara-kudus-punya-menara-unik-mirip-candi