Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Masjid Agung Jami Malang, Perpaduan Arsitektur Jawa dan Arab

KOMPAS.com - Masjid Agung Jami Malang merupakan masjid yang berada di pusat Kota Malang, tepatnya di sebelah barat Alun-alun Merdeka Malang.

Masjid ini merupakan salah satu masjid yang berada di jalur Pantai Selatan Jawa (Pansela). Adapun jalur Pansela merupakan salah satu jalur yang dilalui untuk mudik Lebaran.

Para pemudik bisa singgah di Masjid Agung Jami Malang sembari berwisata religi. Masjid Agung Jami Malang memiliki sejumlah fakta-fakta yang menarik untuk diketahui.

Fakta Masjid Agung Jami Malang

Berikut fakta-fakta Masjid Agung Jami Malang seperti dihimpun Kompas.com.

1. Usia masjid 133 tahun 

Masjid Agung Jami Malang didirikan pada 1890, seperti dikutip dari laman Masjid Jami. Jadi, usianya sekarang sudah mencapai 133 tahun.

Berdasarkan informasi dalam prasasti di masjid, Masjid Agung Jami dibangun dalam dua tahap. Pembangunan tahap pertama dimulai pada 1890 dan tahap kedua pada 1903.

Pembangunan Masjid Agung Jami Malang selesai pada 13 September 1903.

2. Arsitektur gaya Jawa dan Arab

Bangunan Masjid Agung Jami Malang cukup unik karena memadukan arsitektur bergaya Jawa dan Arab, seperti dikutip dari laman Masjid Jami.

Masjid ini berbentuk bujur sangkar berstruktur baja dengan atap tajug atau piramidal dengan dua tingkat. Sampai saat ini, bangunan aslinya masih dipertahankan.

Gaya arsitektur Jawa terlihat dari bentuk atap masjid bangunan lama yang berbentuk tajug. Gaya arsitektur Jawa juga terlihat pada empat tiang utama penyangga masjid dengan konsep saka guru yang terbuat dari kayu jati, seperti dikutip dari laman Dunia Masjid Jakarta Islamic Centre.

Sedangkan gaya arsitektur Arab terlihat dari bentuk kubah pada menara masjid dan konstruksi lengkung pada pintu dan jendela.

Masjid yang mampu menampung 4.000 jamaah ini berdiri di atas lahan seluas 3.000 meter persegi. 

3. Tempat mustajab 

Berdasarkan informasi dari laman Masjid Jami, ada tempat di Masjid Agung Jami Malang yang diyakini mustajab untuk berdoa.

Beberapa kyai atau para sesepuh, jika melakukan itikaf (berdiam diri di masjid) memilih sekitar tiang bangunan utama atau tiang besar bagian tengah.

Konon, di Jawa Timur masih ada tiga masjid yang mempunyai tempat mustajab. Sejumlah masyarakat meyakini, bila itikaf di tempat tersebut akan menemukan kedamaian dan ketenangan hati dan jika  berdoa di tempat itu maka akan dikabulkan atau mustajab.

Tiga masjid yang dimaksud adalah Masjid Sunan Ampel Surabaya, Masjid Jami Pasuruan, dan Masjid Agung Jami Malang.

4. Hubungan masjid dan alun-alun 

Lokasi masjid yang berada tepat di seberang Alun-alun Merdeka Malang ternyata memiliki makna khusus.

Mengutip dari laman NU Online, Alun-Alun Merdeka merupakan saksi sejarah yang mengiringi berdirinya pusat pemerintahan Malang yang sudah berusia lebih dari 1200 tahun sejak Kerajaan Singasari.

Pusat Malang (yang dulu masih berbentuk kadipaten), dibangun sesuai filosofi catur tunggal. Adapun konseps catur tunggal yakni menjadi alun-alun sebagai pusat pemerintahan.

Kemudian, sekitar alun-alun dikelilingi dengan masjid atau rumah ibadah di sisi barat dan keraton atau kantor pemerintahan di sisi timur.

Sedangkan, pasar atau pusat keramaian berada di sisi selatan dan pusat keamanan berada di sisi utara.

Selain berada di jantung kota, Masjid Agung Jami Malang juga dekat dengan sejumlah tempat wisata di Kota Malang. 

Cukup menyeberang masjid, pengunjung bisa berwisata di Alun-alun Merdeka Malang. Selain Alun-alun Merdeka Malang, Kota Apel ini masih memiliki satu alun-alun lainnya yakni Alun-alun Tugu Kota Malang.

Jaraknya dari Masjid Agung Jami Malang sekitar 2 kilometer (km) dengan waktu tempuh 5 menit berkendara. Ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan di alun-alun, seperti duduk santai, naik wahana, bermain di playground, mencicipi aneka kuliner, dan sebagainya.

Selanjutnya, pengunjung masjid bisa melanjutkan wisata ke Kayutangan Heritage atau Kampoeng Heritage Kajoetangan. Jaraknya sekitar 1,2 km atau 3 menit berkendara.

Kayutangan Heritage merupakan sebuah kawasan yang ditata dengan apik, serta dipenuhi dengan bangunan bergaya peninggalan kolonial Belanda.

Mengutip Kompas.com (8/4/2021), pada kawasan ini terdapat struktur cagar budaya yang dibangun sejak 1870 hingga 1920. Ada sekitar 22 bangunan heritage yang dilestarikan dan masih berfungsi sebagai hunian sekaligus tempat usaha di kawasan ini.

https://travel.kompas.com/read/2023/04/09/104700227/5-fakta-masjid-agung-jami-malang-perpaduan-arsitektur-jawa-dan-arab

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke